Trump Kecualikan Tarif Barang Elektronik, Redakan Eskalasi Perang Dagang AS-Tiongkok
WASHINGTON- Setelah menunda kebijakan tarif kepada sejumlah negara beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Jumat (11/4), kembali mengendor dengan kebijakan pengecualian pengenaan besaran tarif impor terhadap sejumlah barang elektronik.
Kebijakan pemberian keringanan tarif impor itu berlaku pada perusahaan teknologi AS yang sedikit meredakan sebagian eskalasi perang dagang antara AS dengan Tiongkok.
Dikutip dari Yahoo News, pemberitahuan yang dikeluarkan oleh kantor Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan negara itu menyebutkan bahwa telepon pintar, laptop, chip memori, dan produk lainnya akan dikecualikan dari pungutan global yang diberlakukan Presiden Donald Trump seminggu yang lalu.
Langkah itu dilakukan saat Tiongkok menetapkan tarif balasan sebesar 125 persen terhadap barang-barang AS yang efektif mulai berlaku pada Sabtu pekan lalu, sekaligus menandakan respon Beijing yang bersikap menantang terhadap mitra dagang terbesarnya.
Pengecualian tersebut dinilai akan menguntungkan perusahaan teknologi AS seperti Nvidia dan Dell, serta Apple, yang membuat iPhone dan produk premium lainnya di pabrik mereka di Tiongkok.
Dan mereka secara umum akan mempersempit dampak tarif sebesar 145 persen yang telah diberlakukan Trump tahun ini terhadap barang-barang Tiongkok yang masuk ke Amerika Serikat.
Semikonduktor
Menurut peneliti senior RAND, Gerard DiPippo, data Bea Cukai AS menunjukkan barang-barang yang dikecualikan tersebut mencakup lebih dari 20 persen dari impor Tiongkok.
Meskipun tercantum di antara barang-barang yang dikecualikan, produk semikonduktor masih dapat menjadi sasaran tarif khusus industri yang diusulkan Trump untuk diterapkan tarif impor dari semua negara.
Trump mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia akan memberikan jawaban yang "sangat spesifik" terhadap pertanyaan tentang pungutan semikonduktor di masa mendatang pada hari Senin.
Meningkatnya ketegangan tarif antara Washington dan Beijing telah meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang yang berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar dunia dan menyebabkan pasar global terpuruk.
Dampaknya pun telah mengirimkan gelombang kejutan tertentu melalui ekonomi AS, dengan investor menjual obligasi pemerintah, mata uang dollar AS jatuh dan keyakinan konsumen anjlok.
Menambah tekanan pada Trump, para miliarder Wall Street, termasuk sejumlah pendukungnya sendiri, sudah menyampaikan kritik secara terbuka dengan menyatakan kalau seluruh strategi tarif tersebut sebagai sesuatu yang merusak dan kontra-produktif.
0 Comments





- Sistem Perdagangan Global Harus Direformasi
- Kiblat Militer dan Perdagangan Jangan Bertolak Belakang
- Ayo, Lebih Semangat Tingkatkan Produktivitas Nasional
- Zelensky Tak Kapok Kerja Sama dengan Washington
- Segera Moratorium Obligasi Rekap Demi Mengejar Pertumbuhan Ekonomi
- Indonesia Butuh Pemimpin yang Menolak Kompromi dengan Korupsi
- Donald Trump Ingin Akhiri Ketergantungan Terhadap Mineral Impor
- Gawat! Bank Dunia Mencatat 171,91 Juta Penduduk Indonesia Miskin
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!