Indonesia Butuh Pemimpin yang Menolak Kompromi dengan Korupsi
JAKARTA - Direktur Pusat Studi Islam dan Demokrasi (PSID) Jakarta, Nazar el Mahfudzi, menilai seruan Presiden Prabowo pada Hari Kebangkitan Nasional sebagai pengingat penting bahwa bangsa ini tengah berada di persimpangan jalan antara kebergantungan atau kemandirian.
"Narasi kebangkitan tidak cukup hanya hadir dalam seremoni tahunan. Ia harus diwujudkan dalam reformasi institusi yang mendalam, termasuk dalam penegakan hukum, tata kelola pemerintahan, dan integritas politik," kata Nazar.
Kebangkitan sejati tidak mungkin dicapai jika elite politik gagal membangun kepercayaan rakyat. "Jika kita ingin bangkit sebagai bangsa, kita butuh kepemimpinan yang menolak kompromi terhadap korupsi dan berani melakukan perombakan besar terhadap sistem yang selama ini menghambat keadilan sosial," imbuhnya.
Ia juga mendorong agar tema kedaulatan tidak hanya dijadikan jargon, tetapi lebih konkret dalam kebijakan luar negeri dan ekonomi yang berpihak pada kepentingan rakyat.
Pada kesempatan lain, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Mashuri, menggarisbawahi pentingnya kebangkitan nasional diwujudkan melalui ketahanan pangan yang berbasis pada sumber daya lokal. "Kalau kita bicara berdiri di atas kaki sendiri, maka kita tidak boleh terus bergantung pada impor. Pangan adalah fondasi kedaulatan," tegasnya.
Mashuri juga menekankan perlunya keberpihakan pada petani kecil dan penguatan riset pertanian. "Kebangkitan dalam bidang pertanian tidak akan terjadi jika inovasi hanya berhenti di laboratorium dan tidak menyentuh lahan-lahan petani. Perlu jembatan antara kampus, kebijakan, dan desa," pungkas Mashuri.
Berdikari
Melalui akun Instagram @presidenrepublikindonesia, Selasa (20/5), Presiden Prabowo Subianto mengajak segenap bangsa Indonesia untuk menjaga semangat Hari Kebangkitan Nasional dengan bekerja keras, dedikasi membangun negeri, dan berdiri di atas kaki sendiri (berdikari).
Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengenang Hari Kebangkitan Nasional sebagai momen tumbuhnya kesadaran bersatu sebagai bangsa, yang menjadi tonggak sejarah perjuangan menuju kemerdekaan dan kedaulatan.
"Sebagai penerus perjuangan itu, tugas kita hari ini adalah menjaga nyala semangat kebangkitan dalam kerja keras, dalam dedikasi membangun negeri, dan dalam keberanian untuk berdiri di atas kaki sendiri," kata Presiden.
Presiden menegaskan pentingnya Indonesia bangkit dan berdikari, mandiri dalam pangan dan energi, tangguh dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kuat dalam persatuan dan keadilan sosial.
Kepala Negara juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk melawan korupsi, menjaga integritas, dan menyejahterakan rakyat di seluruh pelosok tanah air.
"Bangkitlah Indonesiaku, untuk masa depan yang lebih adil, makmur, dan berdaulat," kata Presiden.
Pada peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, tema yang diusung yakni "Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat".
Indonesia Butuh Pemimpin yang Menolak Kompromi dengan Korupsi
0 Comments





- Ayo Kamu Bisa! Papua Barat Daya Jangan Lagi Tergantung pada Beras
- Tak Logis! BPS Klaim 3,59 Juta Penduduk Terserap Dunia Kerja per Februari 2025
- Paus Leo XIV Siap Bantu Wujudkan Perdamaian Dunia
- Proteksi Industri Lokal, RI Butuh Kebijakan Hambat Barang Impor
- Trump Berang, Setop Bebas Bea Barang Bernilai Kecil dari Tiongkok dan Hongkong
- TikTok Bisa Bernafas, Trump Kasih Tenggat Waktu 19 Juni 2025
- Nah Lho, Amerika Serikat Ultimatum ByteDance Segera Lepas TikTok
- Stop Ekspor Produk Negara Lain Melalui Indonesia
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!