Ini Kiat Menghadapi Kebijakan Dagang Trump yang Proteksionis
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentu saja tak sama dengan pendahulunya, Joe Biden dalam soal kebijakan. Trump cenderung proteksionis sekaligus transaksional sementara Biden lebih mengedepankan value (demokrasi) sebagai syarat kerja sama.
"Oleh karenanya, pendekatan yang dilakukan pemerintah dalam upaya penguatan hubungan dagang dengan AS sudah tepat," kata dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Surabaya, Agastya Wardhana, Minggu (9/3).
Menurut Agastya, pergantian presiden AS justru bisa memberikan peluang bagi Indonesia. "Saat menjabat pertama, kebijakan Trump sangat transaksional. Tentu kali inipun tak jauh beda. Selagi AS maupun mitranya sama-sama untung, ya mereka bisa kerja sama. Beda dengan Biden yang mengedepankan value (demokrasi) sebagai syarat kerja sama," jelas Agastya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan dengan memperkuat hubungan dagang dengan AS tidak otomatis membuat renggang hubungan ekonomi Indonesia dengan Tiongkok.
"Dalam urusan dagang, Indonesia tidak perlu ideologis atau politis. Tiongkok pasti tidak mempermasalahkan," katanya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan upaya memperkuat kerja sama dengan AS menjadi penting, terutama di era matinya kerja sama multilateral, sehingga prospek perdagangan harus dijalin secara bilateral.
Indonesia jelas Bhima harus bisa menghindari sasaran kenaikan tarif AS dengan menjaga hubungan yang harmonis. Apabila konfrontatif, Indonesia tentunya akan menjadi sasaran kenaikan tarif bea masuk ke AS dan hal itu merugikan posisi pelaku usaha.
Selain menjaga sikap, Indonesia harus bisa meraup peluang relokasi industri dari Tiongkok terutama perusahaan yang menghindari perang tarif atau yang ingin mendekat ke sumber bahan baku.
"Posisi perusahaan Indonesia bisa lebih masuk ke rantai pasok global," ujar Bhima.
Dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, maka hal itu akan menyeimbangkan (balancing) hubungan dengan Tiongkok yang selama beberapa tahun terakhir terlalu dominan.
Hubungan Baik
Seperti diberitakan pekan lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut Indonesia harus melakukan mitigasi terhadap kebijakan Trump guna menjaga surplus perdagangan dengan AS.
Mendag setelah melakukan pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir di Jakarta pekan lalu sepakat untuk tetap menjaga hubungan baik agar tidak terkena dampak dari isu-isu negatif.
Salah satu langkah mitigasi yang bisa dilakukan Indonesia adalah dengan tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan produk-produk ekspor tanah air di Amerika.
Selain itu, dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan bisnis antara Indonesia dengan AS untuk menyamakan persepsi perdagangan. Upaya tersebut harus dilakukan guna menjaga surplus perdagangan dengan AS.
Ini Kiat Menghadapi Kebijakan Dagang Trump yang Proteksionis
0 Comments





- Butuh Terobosan khusus Guna Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Hore! Pemerintah Tambah 12 Provinsi Lahan Sawah Dilindungi
- Pejaga Pantai Tiongkok Semprot Kapal Filipina dengan Meriam Air
- Sikap Trump Kikis Semangat Multilateralisme dan Picu Rivalitas
- Ekspor Tinggi Realisasi Bodong? Ternyata Cuma Pinjam Nama
- Indonesia Memilih Jalur Diplomasi Hadapi Kebijakan Tarif Trump
- Rusia dan Ukraina Masing-masing Serahkan 175 Tawanan Perang
- Waspadalah! Donald Trump Sewaktu-waktu Bisa Berubah
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!