Kamboja Resmikan "Bulevar Xi Jinping", Simbol Persahabatan dan Pembangunan Bersama dengan Tiongkok

JAKARTA, GENVOICE.ID - Pemerintah Kerajaan Kamboja secara resmi meresmikan sebuah jalan utama di ibu kota Phnom Penh dengan nama "Bulevar Xi Jinping" pada Mei 2024 sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi besar Presiden China itu dalam pembangunan infrastruktur dan hubungan bilateral kedua negara.

Dalam upacara penamaan tersebut, Perdana Menteri Hun Manet menegaskan bahwa hubungan antara Kamboja dan China kini memasuki periode terbaik dalam sejarah, berkat kerja sama erat antara Presiden Xi Jinping dan para pemimpin Kamboja.

Kamboja Resmikan "Bulevar Xi Jinping", Simbol Persahabatan dan Pembangunan Bersama dengan Tiongkok
- (Dok. Antara).

"Di bawah kepemimpinan Presiden Xi, berbagai inisiatif telah mempercepat kemajuan pembangunan Kamboja secara signifikan," ujar Hun Manet, dikutip dariAntara,Rabu, (16/4).

Tradisi menamai jalan dengan tokoh-tokoh penting dari China bukan hal baru di Kamboja. Pada 1965, mendiang Raja Norodom Sihanouk juga menamai sebuah jalan dengan nama Mao Zedong. Kini, dengan nama Xi Jinping tersemat di jantung kota Phnom Penh, simbol kerja sama strategis dua negara itu semakin kuat.

Sejak 2013, Kamboja menjadi salah satu negara pertama yang bergabung dalam Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diprakarsai oleh Xi Jinping. Sejumlah proyek infrastruktur utama yang masuk dalam kerangka kerja BRI telah memberi dampak nyata, di antaranya:

  • Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville (SSEZ): Menarik lebih dari 200 perusahaan dan menciptakan 32.000 lapangan pekerjaan.

  • Jalan Tol Phnom Penh-Sihanoukville: Memangkas waktu tempuh antarkota dari lima jam menjadi kurang dari dua jam.

  • Bandara Internasional Angkor Siem Reap: Mengoperasikan 17 rute penerbangan dan mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata.

Menurut Direktur Pusat Penelitian Jalur Sutra Maritim Kamboja, Neak Chandarith, proyek-proyek ini menjadi fondasi dalam upaya Kamboja untuk mencapai status negara berpenghasilan menengah ke atas pada 2030 dan berpenghasilan tinggi pada 2050.

China saat ini menjadi investor asing terbesar dan mitra dagang utama bagi Kamboja. Dalam satu dekade terakhir, volume perdagangan bilateral meningkat hampir empat kali lipat. Perjanjian Perdagangan Bebas China-Kamboja serta kerja sama dalam kerangka Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) turut mendorong ekspor komoditas seperti beras, pisang, kelengkeng, dan ikan basa ke pasar China.

Presiden Xi Jinping mengusulkan kerangka kerja sama "Segi Enam Berlian" sebagai pilar utama hubungan bilateral. Kerangka ini mencakup enam bidang penting: politik, kapasitas produksi, pertanian, energi, keamanan, dan pertukaran antar masyarakat.

Thong Mengdavid, dosen di Institut Studi Internasional dan Kebijakan Publik Universitas Kerajaan Phnom Penh, menyebut kerangka tersebut sebagai langkah strategis membangun komunitas berkualitas tinggi dengan masa depan bersama antara kedua negara.

Dengan semangat pepatah Kamboja "Di mana ada jalan, di situ ada harapan", Bulevar Xi Jinping tak hanya menjadi jalur penghubung fisik, tetapi juga simbol komitmen jangka panjang untuk kemajuan bersama Kamboja dan China di era baru.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Tiongkok
  • Wisatawan Tiongkok

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE