Warga Tiongkok Terlibat di Garis Depan Perang Ukraina, AS dan Ukraina Bereaksi

JAKARTA, GENVOICE.ID - Lebih dari 150 warga negara Tiongkok dilaporkan ikut serta dalam konflik bersenjata di Ukraina, berperang di pihak Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa Kyiv telah mengidentifikasi para individu tersebut melalui data paspor dan menilai bahwa Amerika Serikat "sangat terkejut" dengan temuan itu.

Zelenskyy menuduh Rusia menggunakan media sosial, termasuk TikTok, sebagai alat perekrutan. Ia juga menyebut siap untuk menukar para petarung Tiongkok yang ditangkap dengan tentara Ukraina yang saat ini ditahan.

Warga Tiongkok Terlibat di Garis Depan Perang Ukraina, AS dan Ukraina Bereaksi
- (Dok. France24).

Namun, pemerintah Tiongkok membantah tuduhan tersebut. "Klaim ini tidak berdasar," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, seraya menegaskan bahwa pemerintah selalu meminta warganya menjauhi wilayah konflik. Hingga saat ini, pihak Rusia belum memberikan komentar atas laporan keterlibatan warga Tiongkok di barisan mereka.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Zelenskyy menyampaikan bahwa Ukraina membutuhkan sedikitnya 10 sistem pertahanan udara Patriot untuk menghadapi serangan rudal balistik Rusia. Hal ini disampaikan menjelang pertemuan penting di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman.

Sementara itu, Kyiv kembali menjadi sasaran serangan drone pada Kamis pagi. Otoritas setempat melaporkan satu orang terjebak di bangunan yang hancur, dan satu drone yang dijatuhkan menyebabkan kebakaran di area penyimpanan kota.

Di sisi lain, sejumlah anggota parlemen Amerika Serikat dari berbagai partai menyampaikan kekhawatiran terhadap laporan yang menyebut pemerintahan Trump berencana mengurangi kehadiran militer AS di Eropa. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, jumlah pasukan AS di benua tersebut meningkat menjadi sekitar 100.000 personel.

Dalam perkembangan terkait, sebuah keluarga asal Rusia yang melarikan diri ke Amerika Serikat setelah memprotes perang kini menghadapi kendala dalam proses imigrasi. Mereka mengaku tidak menyangka akan kembali menghadapi tekanan setelah melalui proses yang panjang dan rumit. "Saya meninggalkan rumah agar tidak lagi hidup dalam ketakutan," kata salah satu anggota keluarga itu.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Perang Rusia-Ukraina
  • Tiongkok

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE