Gencatan Senjata di Hari Paskah Gagal Total! Ukraina dan Rusia Saling Tuding Langgar Kesepakatan

JAKARTA, GENVOICE.ID - Gencatan senjata bertajuk "Easter Truce" yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin selama 30 jam resmi berakhir pada Minggu malam, namun harapan damai itu langsung hancur berkeping-keping.

Ukraina dan Rusia justru saling tuding melakukan pelanggaran, membuat momen yang seharusnya sakral berubah jadi ajang saling serang.

Gencatan Senjata di Hari Paskah Gagal Total! Ukraina dan Rusia Saling Tuding Langgar Kesepakatan
- (Dok. The New York Times).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkap bahwa pasukan Rusia telah melanggar kesepakatan gencatan senjata hampir 3.000 kali sejak Minggu dimulai. Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut pihaknya hanya bertahan dari gempuran Ukraina, termasuk serangan drone dan peluru artileri dalam jumlah besar. Belum ada verifikasi independen atas klaim kedua belah pihak.

Menurut laporan dari Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, tercatat 1.882 kali penembakan dilakukan oleh Rusia selama gencatan senjata berlangsung, dengan 812 serangan menggunakan senjata berat. Titik serangan terparah berada di Pokrovsk, Donetsk, kawasan timur Ukraina yang kini jadi titik krusial dalam logistik militer.

Zelensky menyatakan bahwa Ukraina hanya akan merespons serangan dengan serangan balik.

"Jika mereka diam, kami juga akan diam. Tapi jika mereka menyerang, kami akan membalas demi pertahanan," ujar Zelensky, dikutip BBC pada Senin, (21/4).

Meski sempat menyebut tidak ada peringatan serangan udara pada hari itu, Zelensky juga mengusulkan jeda serangan menggunakan drone dan rudal jarak jauh terhadap infrastruktur sipil selama minimal 30 hari.

Namun, ia menyindir keras pengumuman Putin soal gencatan senjata Paskah, menyebutnya "sekadar PR murahan" dan menyatakan bahwa Kremlin hanya ingin menciptakan kesan palsu tentang adanya perdamaian.

"Paskah kali ini menunjukkan dengan jelas bahwa satu-satunya sumber perang ini adalah Rusia," tegasnya.

Di sisi lain, Rusia tetap bersikeras bahwa pasukannya mematuhi gencatan senjata. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, justru balik menuduh Ukraina menggunakan sistem rudal HIMARS buatan AS saat jeda tembak berlangsung.

Beberapa jam sebelum gencatan senjata berakhir, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memastikan bahwa tidak ada perintah perpanjangan dari Presiden Putin.

Gencatan senjata mendadak ini muncul tak lama setelah Presiden AS Donald Trump-yang kini aktif mendorong upaya damai-mengancam akan "mengambil langkah mundur" dari proses perundingan jika konflik tak segera dihentikan.

Meski begitu, pihak Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa Washington tetap mendukung gencatan senjata penuh dan komprehensif.

"Sudah waktunya pertumpahan darah ini dihentikan. Perang ini harus segera diakhiri," kata juru bicara AS pada kesempatan yang sama.

Sejak invasi besar-besaran dimulai pada Februari 2022, Rusia telah menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi sejak 2014. Diperkirakan ratusan ribu nyawa telah melayang dalam konflik ini, mayoritas adalah prajurit dari kedua belah pihak.

Kini, setelah gencatan senjata Paskah berakhir tanpa hasil, dunia kembali bertanya, kapan senjata benar-benar akan dibungkam ya Gen?

N
Nayla Shabrina
Penulis
  • Tag:
  • Rusia
  • Ukraina
  • Perang Rusia-Ukraina
  • Gencatan Senjata
  • Paskah

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE