Gawat! Dua Kloter Haji Surabaya Tertahan di Jeddah Akibat Konflik Timur Tengah, Ini Penjelasan Kemenag
JAKARTA, GENVOICE.ID - Dua kelompok terbang (kloter) jemaah haji asal Surabaya tertahan di Jeddah akibat eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah yang memengaruhi jalur penerbangan. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI, Hilman Latief, dalam keterangan pers terbaru.
Menurut Hilman, kloter SUB 43 dan SUB 44, yang masing-masing terdiri dari sekitar 380 jemaah, sempat mengalami penundaan kepulangan karena alasan keamanan.
"Dua kloter asal Surabaya sempat tertunda karena alasan keamanan jalur udara, tetapi seluruh jemaah telah dipastikan aman dan kini menanti jadwal penerbangan berikutnya dari hotel di Jeddah," jelas Hilman.
Penundaan terjadi setelah maskapai Saudia Airlines mengambil keputusan menunda penerbangan demi keselamatan jemaah, menyusul meningkatnya ketegangan di beberapa wilayah udara Timur Tengah. Hingga kini, belum ada jadwal terbaru untuk kepulangan kedua kloter tersebut. Namun, Hilman memastikan bahwa rotasi pesawat akan segera memungkinkan pemberangkatan.
"Insya Allah akan segera diberangkatkan setelah rotasi pesawat memungkinkan," ujarnya.
Meski demikian, proses pemulangan jemaah haji Indonesia secara keseluruhan tetap berjalan lancar. Sebagian besar kloter lainnya dapat terbang sesuai jadwal karena menggunakan rute udara yang lebih aman, seperti melalui wilayah Oman.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan KJRI, KBRI, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta para penyedia layanan (syarikah)," kata Hilman.
Kemenag juga tengah mempersiapkan fase pemulangan besar-besaran dari Madinah yang akan dimulai pada 26 Juni 2025. Fase ini disebut sebagai masa tersibuk karena lebih dari 100.000 jemaah haji Indonesia masih berada di Arab Saudi. Setiap harinya, 4.000 hingga 7.000 jemaah dijadwalkan pulang ke Tanah Air.
"Sebagian jemaah sudah tiba di Bandara Jeddah untuk kembali ke Indonesia, sementara lainnya masih di Madinah dan akan tinggal sekitar sembilan hari ke depan sebelum dijadwalkan pulang," ujar Hilman menutup keterangannya.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!