Xi Jinping Umumkan Strategi Baru untuk Hadapi Dampak Perang Dagang dengan AS
JAKARTA, GENVOICE.ID - Presiden China Xi Jinping mengumumkan strategi baru untuk memperkuat ekonomi domestik di tengah tantangan global, termasuk dampak berkelanjutan dari perang dagang dengan Amerika Serikat. Pengumuman ini disampaikan dalam rapat politbiro pada Jumat, yang difokuskan untuk membahas kondisi ekonomi China pasca pandemi.
Dalam laporan resmi yang dirilis Xinhua, media pemerintah China, disebutkan bahwa ekonomi negara tersebut menunjukkan "tren positif" dengan meningkatnya kepercayaan sosial pada 2025. Namun, laporan itu juga menyoroti meningkatnya "dampak guncangan eksternal", terutama dari kebijakan perdagangan global.
Xi menekankan pentingnya "memperkuat pola pikir batas bawah", mempersiapkan rencana darurat, dan menjalankan tugas ekonomi secara stabil. Beijing juga menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan komunitas internasional dalam mempertahankan prinsip multilateralisme dan menolak praktik "perundungan sepihak", merujuk pada tarif perdagangan yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Rapat politbiro menghasilkan sejumlah langkah untuk memperkuat ekonomi domestik, seperti meningkatkan pembayaran asuransi pengangguran, menaikkan pendapatan kalangan berpenghasilan rendah dan menengah, mengembangkan industri jasa, serta mempercepat integrasi perdagangan domestik dan internasional. Pemerintah juga berencana mempercepat reformasi sektor properti dan memperluas program pembaruan kota.
Wen-ti Sung, peneliti non-residen di Global China Hub Atlantic Council, menilai keputusan ini menunjukkan bahwa Beijing melihat lingkungan ekonomi global sebagai tantangan besar dan siap menghadapi tekanan eksternal, termasuk kemungkinan inflasi domestik. Menurutnya, China kini fokus menggencarkan permintaan dalam negeri dan memperbesar stimulus fiskal karena pasar internasional belum menunjukkan perbaikan.
Rapat ini berlangsung di tengah laporan bahwa China mempertimbangkan penghapusan tarif 125% atas beberapa produk impor dari Amerika Serikat, termasuk alat kesehatan, semikonduktor, dan bahan kimia industri seperti etana. Beberapa perusahaan di Shenzhen dilaporkan telah menerima pemberitahuan terkait penghapusan tarif atas delapan jenis produk semikonduktor.
Ketua Kamar Dagang Amerika di China, Michael Hart, mengonfirmasi bahwa pihak berwenang China meminta daftar produk AS yang tidak dapat digantikan dari sumber lain, yang diartikan sebagai sinyal awal kemungkinan pelonggaran ketegangan dagang. Setelah laporan tersebut, pasar saham di kawasan Asia Pasifik mengalami kenaikan.
Meskipun muncul tanda-tanda pelunakan, kedua negara masih menunjukkan narasi berbeda soal status negosiasi. Trump mengklaim telah terjadi komunikasi langsung antara kedua belah pihak, sementara Kementerian Luar Negeri China membantah adanya pembicaraan ekonomi dan perdagangan dengan AS.
Situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan perdagangan masih berlanjut, dengan kedua negara mempertahankan posisi masing-masing dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
0 Comments





- Mick Schumacher Berpeluang Kembali ke F1 Setelah Tim Cadillac Resmi Bergabung
- Gawat! Semesta Predator dan Alien Bakal Ketemu di Film 'Predator Badlands'
- Film Komedi Baru Amy Schumer Mendapatkan Skor Rendah di Rotten Tomatoes
- Oscars Membuka Pintu, Film Hasil AI Kini Bisa Menang Penghargaan Tertinggi
- Pentolan Radiohead Thom Yorke Umumkan Album Baru, Gandeng Mark Pritchard sebagai Kolaborator
- Ketegangan India-Pakistan Memuncak Setelah Serangan di Kashmir
- Olla Ramlan Lepas Hijab, Ungkap Perjalanan dan Pilihan Hidupnya yang Mengejutkan
- Janji Tesla Tanpa Sopir, Realita atau Fantasi?
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!