Tiongkok Alami Transisi Atmosfer dari Peredupan ke Pencerahan Akibat Perbaikan Kualitas Udara

JAKARTA, GENVOICE.ID - Kuantitas sinar matahari yang mencapai permukaan bumi ternyata tidak selalu stabil, meski matahari terbit setiap hari. Selama beberapa dekade terakhir, Tiongkok mengalami fluktuasi signifikan dalam intensitas radiasi surya-mulai dari periode "peredupan" (dimming) hingga memasuki fase "pencerahan" (brightening), yang kini dikaitkan erat dengan peningkatan kualitas udara dan kebijakan energi bersih.

Temuan ini berasal dari studi internasional yang dipublikasikan dalam jurnal Advances in Atmospheric Science pada Selasa (15/4). Penelitian tersebut dipimpin oleh tim ilmuwan dari Swiss dan Tiongkok, termasuk Martin Wild, profesor dari Institut Teknologi Federal Swiss, yang juga menjadi penulis utama studi ini.

Tiongkok Alami Transisi Atmosfer dari Peredupan ke Pencerahan Akibat Perbaikan Kualitas Udara
- (Dok. Antara).

Menurut Wild, polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil dalam jangka panjang dapat menghalangi sinar matahari untuk mencapai permukaan bumi. "Polutan di atmosfer menyerap dan menyebarkan radiasi matahari, sehingga sinar yang sampai ke tanah berkurang secara signifikan," ungkapnya.

Data dalam studi menunjukkan bahwa Tiongkok mengalami penurunan tajam intensitas radiasi surya sejak 1960-an hingga 1990-an, yang merupakan masa dominasi polusi udara tinggi. Namun, tren tersebut berbalik sejak awal 2000-an. Seiring meningkatnya pengendalian emisi dan penerapan energi bersih, intensitas sinar matahari yang mencapai permukaan bumi pun meningkat.

"Perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa kebijakan mitigasi polusi bisa berdampak langsung pada keseimbangan radiasi bumi," kata Wild.

Ia juga menyebut Tiongkok sebagai lokasi ideal untuk mengamati fenomena atmosferik ini, berkat sistem pemantauan jangka panjang yang sangat terorganisasi.

Wang Kaicun, profesor di Universitas Peking yang turut terlibat dalam studi ini, menambahkan bahwa ketersediaan energi surya di permukaan bumi sangat vital, terutama bagi pertumbuhan vegetasi dan produksi pangan.

"Energi surya adalah sumber daya terbarukan yang perlu terus diteliti secara berkelanjutan, baik dari permukaan bumi maupun dari luar angkasa," ujarnya.

Wang menyerukan perlunya investasi jangka panjang untuk pengamatan atmosfer guna menjaga stabilitas ekosistem dan ketahanan energi di masa depan.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Tiongkok

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE