Memanas! Zelenskyy Tantang Putin Bertatap Muka di Turki, Desak Gencatan Senjata Segera
JAKARTA, GENVOICE.ID - Konflik antara Rusia dan Ukraina memasuki babak baru setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan dirinya siap bertemu langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Istanbul. Ia juga meminta agar gencatan senjata penuh diberlakukan mulai Senin sebagai langkah awal menuju jalur diplomatik.
"Mulai besok, kami mengharapkan senjata benar-benar dihentikan. Ini bukan soal waktu lagi, tapi soal nyawa," kata Zelenskyy dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa dirinya akan hadir langsung di Türkiye pada Kamis dan menunggu kehadiran Putin. "Saya harap kali ini mereka tidak lagi beralasan."
Sebelumnya, Presiden Putin menolak usulan Ukraina dan negara-negara Eropa untuk gencatan senjata 30 hari. Ia justru mengusulkan negosiasi langsung tanpa prasyarat di Turki, tanpa menjelaskan siapa yang akan hadir dari pihak Rusia.
Dari sisi Amerika Serikat, mantan Presiden Donald Trump ikut menekan Zelenskyy untuk menerima tawaran pertemuan tersebut. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menulis: "Hadiri pertemuan itu, sekarang juga!" Ia menyebut pertemuan itu penting demi menghentikan pertumpahan darah, dan sebagai cara agar Ukraina dan negara-negara Barat bisa menilai apakah kesepakatan damai mungkin tercapai.
Namun, negara-negara Eropa tetap bersikeras bahwa gencatan senjata harus diterapkan terlebih dahulu sebelum ada dialog formal. Kanselir Jerman, Friedrich Merz, menyebut tawaran Rusia sebagai "langkah awal yang baik" tapi masih jauh dari cukup. "Pertama, hentikan dulu serangan. Setelah itu baru bisa bicara damai," ujarnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menegaskan pentingnya gencatan senjata sebelum pembicaraan. Élysée Palace menyatakan bahwa Macron telah berdiskusi dengan pemimpin dari Inggris, Jerman, Polandia, serta Zelenskyy dan Trump untuk menyatukan pandangan soal perdamaian.
Di tengah eskalasi ini, ada kabar mengejutkan dari Polandia. Perdana Menteri Donald Tusk menyatakan bahwa kebakaran besar di pusat perbelanjaan Marywilska tahun lalu ternyata adalah sabotase yang diperintahkan oleh intelijen Rusia. "Penyelidikan kami menemukan bahwa aksi pembakaran ini dikoordinasi oleh seseorang yang berbasis di Rusia. Beberapa pelaku sudah ditahan," ungkapnya.
Sementara itu, Paus Leo XIV dalam pidato publik pertamanya menyerukan perdamaian global dan secara khusus menyebut penderitaan rakyat Ukraina. "Saya mohon, lakukan segala hal demi perdamaian yang adil dan nyata, secepatnya," ujarnya dari Vatikan.
Pada hari yang sama, Ukraina mengungkap bahwa lebih dari 100 drone tempur Rusia kembali menyerbu wilayah mereka tak lama setelah gencatan senjata 72 jam-yang sebelumnya pun tak sepenuhnya dipatuhi-berakhir. Menurut pihak militer, dari 108 drone yang dikerahkan, sebanyak 60 berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara.
0 Comments





- TikTok Memperluas Fitur Belanja Live Streaming ke Lebih Banyak Negara
- Stephen Curry Raih MVP, Tim Shaq’s OGs Menang di Turnamen Mini NBA All-Star
- Situasi Makin Panas! Imbas 26 Wisatawan Tewas pada Serangan di Kashmir, India Tutup Perbatasan Darat
- Pengaruh Politik Elon Musk terhadap Kondisi Keuangan X
- Setelah Florian Wirtz, Liverpool Bidik Bradley Barcola Senilai £100 Juta
- Keracunan Makanan di Lapas Bukittinggi, Korban Bertambah Menjadi Empat Orang
- Tokoh Ferrari Beri Tanggapan atas Kekalahan Hamilton dari Leclerc
- Manchester City Resmi Gaet Rayan Cherki, Si Jagoan Baru dari Lyon
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!