Kejam! Reporter Asal Australia Ini Ditembak Polisi Saat Menyiarkan Siaran Langsung
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sebuah momen menegangkan terekam kamera ketika jurnalis televisi asal Australia, Lauren Tomasi, terkena tembakan peluru tidak mematikan saat melaporkan secara langsung dari pusat kota Los Angeles, Minggu (9/6), di tengah aksi demonstrasi besar-besaran menolak kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.
Dilansir dari AP News, dalam video yang dirilis oleh stasiun berita 9News, tampak Tomasi sedang memegang mikrofon dan melakukan siaran langsung ketika seorang polisi yang berada tepat di belakangnya mengangkat senjata dan menembakkan peluru ke arah kakinya dari jarak dekat. Tomasi, yang tidak mengenakan perlindungan diri apa pun, terdengar menjerit kesakitan dan langsung memegangi kaki bagian bawahnya, sebelum dirinya dan sang juru kamera bergegas menjauh dari garis polisi.
"Kamu baru saja nembak reporter, bodoh!" terdengar suara seseorang berteriak dari luar kamera.
Meski terkena tembakan, Tomasi segera meyakinkan rekan-rekannya bahwa dirinya masih bisa melanjutkan tugasnya.
"Ya, aku baik-baik saja, aku baik-baik saja," katanya di tengah kekacauan.
Insiden penembakan tersebut terjadi setelah sepanjang hari Tomasi dan kru 9News berada di tengah bentrokan antara polisi antihuru-hara dan ribuan pengunjuk rasa. Dalam laporan langsungnya, Tomasi menggambarkan situasi di lapangan yang penuh dengan teriakan, gas air mata, dan kekerasan.
"Mereka telah memerintahkan warga meninggalkan area ini, tetapi para demonstran menolak. Kami aman di sini, hanya saja sangat bising dan penuh ketegangan," lapor Tomasi sebelumnya.
Salah satu momen dramatis lainnya terjadi ketika seorang demonstran sempat menarik kamera tim 9News saat mereka sedang mengudara.
Berbicara pada Senin (10/6), Tomasi memastikan bahwa dirinya dan kameramannya dalam kondisi selamat.
"Saya baik-baik saja. Jimmy (kameraman) dan saya selamat. Ini memang salah satu risiko nyata saat meliput kejadian seperti ini," ujar Tomasi kepada 9News.
Stasiun TV 9News adalah bagian dari grup media raksasa Australia, Nine Entertainment Co., yang juga membawahi Channel Nine serta surat kabar ternama seperti The Sydney Morning Herald dan The Age.
Aksi protes meledak sejak Jumat, dimulai dari ratusan demonstran yang menentang kebijakan keras imigrasi Presiden Donald Trump, yang berkembang menjadi kerusuhan besar. Hingga Minggu, massa memblokir jalan tol utama dan membakar beberapa mobil tanpa pengemudi (self-driving car).
Situasi makin memanas setelah Trump mengirimkan pasukan Garda Nasional ke Los Angeles tanpa persetujuan Gubernur California Gavin Newsom-suatu langkah ekstrem yang belum pernah terjadi sejak 1967.
0 Comments





- Tesla Akui Protes Global Terhadap Elon Musk Menjadi Ancaman Bisnis
- CEO Netflix Ted Sarandos Sindir Film Bioskop: "Jangan Paksa Penonton Nonton Cara Lama"
- Lonjakan Penumpang di Terminal Kalideres: Tembus 4.000 Orang pada H-4 Lebaran
- George Wendt, Pemeran Norm di Sitkom Ikonik Cheers, Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
- Komedian Palestina Ini Merasa Bangga sekaligus Sedih setelah Menjadi Populer dalam Serial Netflix
- Kenali Beta Glucan, Serat yang Dapat Menyehatkan Jantung
- Timothée Chalamet Terima Penghargaan di Italia, Kenang Peran Besar Luca Guadagnino dalam Kariernya
- Viral! Beredar Sebuah Video Sapi di Peternakan Bekasi yang Turut Terendam Banjir
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!