Choline, Nutrien Penting yang Terlupakan: Bantu Perkembangan Otak, Cegah Gangguan Kognitif dan Mental

JAKARTA, GENVOICE.ID - Choline mungkin belum begitu dikenal masyarakat, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa nutrien ini memiliki peran krusial dalam kesehatan manusia di berbagai tahap kehidupan.

Dilansir dari BBC International,  Choline bukan vitamin maupun mineral, melainkan senyawa organik yang sangat penting bagi sistem saraf. Nutrien ini dibutuhkan tubuh untuk memproduksi neurotransmitter asetilkolin, yang penting dalam fungsi otak seperti memori, pembelajaran, dan pengendalian otot.

Choline, Nutrien Penting yang Terlupakan: Bantu Perkembangan Otak, Cegah Gangguan Kognitif dan Mental
- (Dok. BBC International).

Menurut para ahli, choline berperan besar dalam perkembangan otak janin. Beberapa studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi choline dalam jumlah cukup melahirkan bayi dengan kemampuan kognitif yang lebih baik, termasuk kecepatan memproses informasi dan daya ingat jangka panjang. Bahkan, rendahnya asupan choline selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan neurokognitif seperti ADHD dan disleksia.

Selain fungsi otak, choline juga penting untuk kesehatan hati dan pembentukan membran sel. Kekurangan choline dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati (fatty liver), serta memengaruhi pembelahan sel, yang sangat vital dalam perkembangan janin.

Choline juga diyakini berperan dalam menjaga kesehatan mental. Beberapa penelitian menghubungkan konsumsi choline yang tinggi dengan penurunan risiko depresi dan kecemasan, serta perlindungan terhadap penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Nutrien ini juga diketahui dapat menurunkan kadar homosistein, asam amino yang jika berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan osteoporosis. Penelitian bahkan menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak choline cenderung memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi.

Meskipun penting, banyak orang belum mencukupi kebutuhan hariannya. Studi menunjukkan hanya 11% orang dewasa di AS memenuhi asupan choline yang direkomendasikan. Sumber choline terbaik berasal dari makanan hewani seperti telur, daging, ikan, dan susu. Namun, beberapa sumber nabati seperti kacang tanah, kedelai, jamur, dan brokoli juga mengandung choline, meski dalam jumlah lebih rendah.

Bagi yang tidak mengonsumsi produk hewani, seperti vegan, suplemen choline bisa menjadi solusi. European Food Safety Authority (EFSA) merekomendasikan asupan harian 400 mg, jumlah yang masih bisa dicapai melalui diet yang direncanakan dengan baik.

Meski selama ini terabaikan, para ahli berharap choline akan mendapatkan perhatian yang lebih besar dari dunia medis dan masyarakat, mengingat manfaatnya yang sangat luas bagi kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • kesehatan
  • World Health Organization
  • Health

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE