Kasihan! 7,8 Juta Angkatan Kerja Nganggur

JAKARTA - Dosen Magister Ekonomi Terapan Unika Atma Jaya, YB. Suhartoko mengatakan pesatnya perkembangan sektor jasa dan teknologi menjadi salah satu penyebab minimnya penyerapan tenaga kerja sehingga terjadi peningkatan angka pengangguran.

"Dalam 5 tahun terakhir industri pengolahan melemah sementara sektor jasa mengalami pertumbuhan yang sangat berarti karena dukungan perkembangan teknologi informasi. Padahal, sektor jasa hanya menyerap sedikit tenaga kerja," katanya, Senin (5/5), mengomentari peningkatan angka pengangguran sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Kasihan! 7,8 Juta Angkatan Kerja Nganggur
- (Dok. istimewa).

Menurut Suhartoko, yang dibutuhkan untuk mengatasi pengangguran adalah meningkatkan investasi, terutama investasi padat karya karena menyerap banyak pekerja. Namun lantaran pragmatisme investasi para pengusaha memilih sektor jasa untuk mendapatkan laba lebih cepat dan relatif mudah dalam jangka pendek.

BPS mencatat angka pengangguran di Indonesia pada Februari 2025 naik sekitar 83 ribu orang atau 1,11 persen dibandingkan Februari 2024. Meningkatnya jumlah pengangguran itu karena bertambahnya angkatan kerja sebanyak 3,67 juta orang, sehingga totalnya menjadi 153,05 juta orang pada Februari 2025.

Kepala BPS, Amelia Adininggar Widyasanti, Senin (5/5), mengatakan dari jumlah angkatan kerja tersebut tidak semua terserap di pasar kerja sehingga terdapat jumlah orang yang menganggur sebanyak 7,28 juta orang.

Ia pun menjelaskan bahwa angkatan kerja mencakup individu yang sudah bekerja maupun yang masih mencari pekerjaan atau menganggur.

Sementara itu penduduk yang bekerja per Februari 2025 juga mengalami peningkatan sebanyak 3,59 juta menjadi 145,77 juta orang. Mayoritas penambahan pekerja ini berada pada status pekerja penuh yang mencapai 96,48 juta orang atau bertambah 3,21 juta orang dibandingkan Februari tahun lalu, diikuti pekerja paruh waktu sebanyak 37,62 juta orang atau naik 820 ribu orang.

Sementara itu, fenomena setengah pengangguran menurun menjadi 11,67 juta orang.

Kemudian, BPS melaporkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) secara keseluruhan meningkat menjadi 70,60 persen. Jika dibedakan menurut jenis kelamin, TPAK laki-laki masih lebih tinggi yakni 84,34 persen dibandingkan TPAK perempuan 56,70 persen.

Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) secara nasional menurun tipis menjadi 4,76 persen, tetapi TPT laki-laki justru mengalami kenaikan.

Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, sekaligus mencatatkan peningkatan jumlah pekerja tertinggi. Namun, proporsi pekerja informal justru mengalami kenaikan tipis menjadi 59,40 persen dari total pekerja.

Lebih lanjut disebutkan, pekerja dengan tingkat pendidikan rendah (SD ke bawah) masih mendominasi, meskipun proporsinya menurun dibandingkan tahun lalu. Sebaliknya, proporsi pekerja dengan pendidikan Diploma IV ke atas meningkat.

BPS juga mencatat penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 216,79 juta orang pada Februari 2025, meningkat 2,79 juta orang dari Februari 2024. Dari jumlah tersebut, angkatan kerja tercatat sebanyak 153,05 juta orang, bertambah 3,67 juta orang dalam setahun terakhir.

D
Diapari Sibatangkayu
Penulis
  • Tag:
  • pengangguran
  • Lapangan Pekerjaan
  • Investasi

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE