Ajib! Investasi Proyek Hilirisasi Berpotensi Buka 8 Juta Lapangan Kerja

D
Diapari Sibatangkayu
Penulis
News
Ajib! Investasi Proyek Hilirisasi Berpotensi Buka 8 Juta Lapangan Kerja
- (Dok. istimewa).

JAKARTA - Berbagai investasi pada proyek-proyek hilirisasi dan pembangunan diharapkan dapat menyediakan setidaknya 8 juta lapangan kerja hingga lima tahun ke depan, kata Presiden Prabowo Subianto, Kamis (20/3).

"Investasi-investasi yang kita akan laksanakan mulai tahun ini nanti buahnya adalah hilirisasi supaya nilai tambah semua bahan baku kita bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia," kata Presiden saat meresmikan Kawasan Industri Khusus (KEK) Industropolis Batang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Prabowo menegaskan tekadnya untuk terus maju membangun negeri meskipun ada usaha dari pihak-pihak tertentu menurunkan semangat dan harapan anak-anak muda, generasi penerus bangsa.

"Masa depan kita gemilang dan cerah, walaupun ada sedikit usaha-usaha entah dari mana untuk selalu menurunkan semangat dan masa depan. Saya tegaskan di sini, tidak benar dan kita akan maju terus. Biar anjing menggonggong, kita akan maju terus. Kita akan bangun masa depan yang gemilang," kata Presiden.

iklan gulaku

KEK Industropolis Batang sendiri merupakan transformasi dari Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Dalam kesempatan itu, Kepala Negara mengatakan Pemerintah membangun puluhan kawasan ekonomi khusus lainnya sebagai bagian dari upaya mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga.

"Kita optimis dan ini salah satu dari berapa puluh rencana KEK yang kita akan bangun nanti, mungkin idealnya satu KEK di tiap provinsi. Jadi, ujungnya kita harus punya 38 KEK itu yang kita ingin ke arah sana," kata Prabowo.

KEK Industropolis Batang tambahnya dapat menjadi contoh karena memiliki perencanaan pembangunan yang baik. Presiden pun menyambut baik banyak perusahaan besar yang sudah masuk KEK Industropolis Batang, yaitu tujuh perusahaan sudah beroperasi, kemudian tujuh perusahaan lainnya dalam tahap konstruksi, dan 13 perusahaan masuk tahap perencanaan pembangunan.

Ekspor Bahan Mentah

Dosen Magister Ekonomi Terapan Unika Atma Jaya, YB. Suhartoko yang diminta pendapatnya mengatakan, kondisi saat ini adalah banyaknya kebangkrutan dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri tekstil. Sekitar 60 perusahaan tekstil mengalami hal itu.

Selain itu di industri sepatu dan elektronik juga mengalami kontraksi. Keadaan itu tentunya berdampak signifikan terhadap daya beli konsumen.

"Pekerjaan rumah di depan mata adalah meredam PHK untuk mengerem pengangguran," kata Suhartoko.

Menurut dia, optimisme dalam menciptakan penyerapan tenaga kerja berkaitan dengan hilirisasi sah sah saja untuk diungkapkan, namun perlu juga diperhatikan kendalanya. Kendala pertama, adalah masih banyaknya pengusaha yang menyukai ekspor bahan mentah, sehingga enggan untuk membangun pabrik untuk pengolahan bahan mentah yang meningkatkan nilai tambah.

Kedua, berkaitan dengan ketersediaan tenaga terampil level operator yang seringkali tidak mau berpindah ke daerah dengan alasan perbedaan secara nominal upah yang ditetapkan. "Kondisi ini mengakibatkan sulitnya mencari tenaga operator level menengah," kata Suhartoko.

Ketiga, berkaitan dengan teknologi yang digunakan.Tidak perlu teknologi canggih tetapi tepat guna yang mudah dikuasai. Selanjutnya, berkaitan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan.

Terakhir adalah masalah perijinan dan keamanan yang seringkali menimbulkan biaya siluman. "Mencapai target penyerapan tenaga kerja yang tinggi bukan mustahil, namun perlu kerja keras untuk mencapainya," ungkap Suhartoko.

  • Tag:
  • Lapangan Pekerjaan
  • Kawasan Industri

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Update Today