Trump Berniat Sudahi Negosiasi Sulit dengan Puluhan Negara
WASHINGTON - Kantor Perwakilan Dagang AS United States Trade Representative memberikan gambaran mengenai rencana Presiden Donald Trump untuk mengakhiri negosiasi yang sulit dengan puluhan negara terkait kebijakan tarif, sebagaimana dikutip dari The Straits Times.
Kebijakan tersebut diawali pada tanggal 9 April ketika ia menghentikan tarif "Hari Pembebasan" selama 90 hari hingga tanggal 8 Juli setelah pasar saham, obligasi, dan mata uang bergejolak karena merespon kebijakan tarif itu.
Pada Senin (2/5), Donald Trump meminta negara-negara mitra dagangnya menyerahkan tawaran terbaik mereka atas tarif yang telah diberlakukan Washington paling lambat tanggal 4 Juni 2025. Permintaan itu karena para pejabat berupaya mempercepat perundingan dengan banyak mitra menjelang tenggat waktu yang ditetapkan yaitu dalam lima minggu.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett telah berulang kali berjanji bahwa beberapa perjanjian hampir selesai, sejauh ini hanya satu perjanjian yang telah dicapai dengan mitra dagang utama AS yaitu Inggris. Pakta terbatas itu dinilai lebih mirip dengan kerangka kerja untuk perundingan yang sedang berlangsung daripada kesepakatan akhir.
Menurut rancangan dokumen tersebut, AS meminta negara-negara untuk mencantumkan proposal terbaik mereka di sejumlah area utama, termasuk tawaran tarif dan kuota untuk pembelian produk industri dan pertanian AS serta rencana untuk memperbaiki hambatan non-tarif apa pun.
Hal lain yang diminta mencakup komitmen apa pun mengenai perdagangan digital dan keamanan ekonomi, beserta komitmen spesifik negara, menurut surat tersebut. AS akan mengevaluasi tanggapan tersebut dalam beberapa hari dan menawarkan kemungkinan zona yang disepakati yang dapat mencakup tarif timbal balik.
Tidak jelas kepada negara mana surat itu akan dikirim, tetapi ditujukan kepada negara-negara tempat negosiasi sedang berlangsung dan mencakup pertemuan serta pertukaran dokumen. Negosiasi aktif telah berlangsung dengan Uni Eropa, Jepang, Vietnam, dan India.
Seorang pejabat USTR mengatakan negosiasi perdagangan masih berlangsung. "Negosiasi yang produktif dengan banyak mitra dagang utama terus berlanjut dengan cepat. Merupakan kepentingan semua pihak untuk mencatat kemajuan dan menilai langkah selanjutnya."
Saling Menguntungkan
Wakil Presiden kebijakan perdagangan global di Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional, Tiffany Smith, menyambut baik langkah USTR.
"Kami gembira bahwa USTR memajukan negosiasi secepat mungkin," katanya kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa kesepakatan dagang yang menghapus hambatan bagi perusahaan AS di luar negeri dan menurunkan tarif AS akan menjadi saling menguntungkan jika dilakukan dengan cara yang mengembalikan kepastian dan stabilitas pada hubungan dagang."
Kebijakan tarif Trump yang ambisius dan seringkali heboh merupakan bagian utama dari agenda ekonomi "America First" saat ia berupaya membentuk kembali hubungan perdagangan AS, mengurangi defisit perdagangan, dan melindungi industri Amerika.
Anggota parlemen Republik juga mengandalkan tarif untuk menambah pendapatan federal dan mengimbangi biaya undang-undang pemotongan pajak yang saat ini sedang dibahas di Kongres.
Trump Berniat Sudahi Negosiasi Sulit dengan Puluhan Negara
0 Comments





- Ayo Dukung Program Sekolah Rakyat Kejar Ketertinggalan
- Trump Bergeming! Ogah Nurunin Tarif Demi Perundingan dengan Tiongkok
- Harusnya Izin Usaha Pertambangan PT Gag Nikel juga Dicabut
- Indonesia Memilih Jalur Diplomasi Hadapi Kebijakan Tarif Trump
- Rusia dan AS Terus Berupaya Mencapai Perdamaian yang Langgeng dan Tahan Lama
- Konklaf Dimulai Hari Ini, Siapa Pengganti Paus Fransiskus?
- Para Kardinal Diminta Memilih Figur yang Mampu Lindungi Gereja Katolik
- Ini Kiat Menghadapi Kebijakan Dagang Trump yang Proteksionis
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!