Rusia Hujani Ukraina dengan Ratusan Serangan Udara, Serangan Terbesar Sejak Invasi Dimulai

JAKARTA, GENVOICE.ID - Rusia kembali mengguncang Ukraina dengan serangan udara berskala besar yang disebut sebagai yang paling dahsyat sejak invasi penuh dimulai pada Februari 2022. Dalam satu malam, lebih dari 500 unit senjata udara dikerahkan ke berbagai wilayah Ukraina-dari rudal, drone hingga sistem umpan.

Pihak militer Ukraina melaporkan bahwa total 477 drone dan perangkat pengalih serta 60 rudal diluncurkan. Meski sebagian besar berhasil dihancurkan di udara, skala serangan ini tetap mengukir rekor baru dalam tiga tahun perang berlangsung. Bahkan, sejumlah wilayah di barat Ukraina yang jauh dari garis depan ikut jadi sasaran.

Rusia Hujani Ukraina dengan Ratusan Serangan Udara, Serangan Terbesar Sejak Invasi Dimulai
- (Dok. Kompas).

Rusia mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan fasilitas militer dan kilang minyak Ukraina. Namun, skala serangan justru membuat banyak pihak meragukan komitmen Presiden Vladimir Putin yang baru saja menyatakan kesiapan berdialog di Istanbul.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut serangan ini sebagai bukti nyata bahwa Moskow tidak berniat menghentikan perang. Ia juga mengungkapkan bahwa dalam sepekan terakhir, negaranya telah diserang lebih dari 100 rudal, 1.200 drone, dan hampir 1.100 bom luncur.

"Kita perlu menekan agresor dan memperkuat sistem pertahanan udara demi melindungi nyawa," tegas Zelenskyy. Ia pun kembali menyerukan dukungan dari Amerika Serikat dan negara-negara mitra lainnya untuk pengadaan sistem pertahanan udara seperti F-16.

Namun sayangnya, salah satu jet tempur F-16 Ukraina dilaporkan jatuh setelah mengalami kerusakan saat menembak jatuh tujuh target musuh. Pilot pesawat tersebut tewas karena tak sempat menyelamatkan diri.

Serangan besar ini turut menimbulkan korban sipil. Dua orang dilaporkan meninggal dan belasan lainnya terluka, termasuk anak-anak. Di kota Drohobych, wilayah Lviv, serangan drone memicu kebakaran hebat di kawasan industri dan membuat sebagian kota gelap gulita akibat pemadaman listrik.

Ledakan juga dilaporkan mengguncang sejumlah kota besar seperti Kyiv, Lviv, Mykolaiv, Poltava, dan Ivano-Frankivsk. Warga sipil berlindung di stasiun bawah tanah dan tempat-tempat perlindungan sementara.

Sementara itu, di tengah serangan udara yang semakin intensif, Ukraina mengumumkan langkah awal untuk mundur dari perjanjian internasional yang melarang penggunaan ranjau darat. Alasan utamanya: Rusia tidak terikat dalam perjanjian tersebut dan terus menggunakan ranjau terhadap pasukan dan warga sipil Ukraina.

Langkah Ukraina ini juga diikuti oleh beberapa negara Eropa lain dalam beberapa bulan terakhir, yang mulai mempertimbangkan ulang perjanjian tahun 1997 karena meningkatnya ancaman dari Rusia.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Rusia
  • Perang Rusia-Ukraina
  • Ukraina

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE