No Other Land: Film yang Dibungkam, Sutradara Diculik

JAKARTA, GENVOICE.ID - Film dokumenter No Other Land terus menjadi pusat kontroversi. Setelah memenangkan penghargaan Dokumenter Terbaik di Oscar 2025 karena mengungkap penggusuran brutal Palestina di Masafer Yatta oleh militer Israel, kini salah satu sutradaranya, Hamdan Ballal, ditangkap dan hilang setelah diserang pemukim Israel.

Kabar penculikan Ballal datang di tengah gelombang upaya sensor terhadap No Other Land. Sebelumnya, Wali Kota Miami Beach, Steven Meiner, mengancam akan mencabut dana dan kontrak sewa bioskop O Cinema jika tetap menayangkan film ini, dengan menyebutnya sebagai "propaganda anti-Yahudi."

Namun, ancaman itu justru membuat film ini semakin banyak ditonton dan dibicarakan. Salah satu sutradara film, Yuval Abraham, menanggapi ancaman sensor ini dengan tegas.

"Ketika seseorang menggunakan kata 'antisemitisme' untuk membungkam Palestina dan Israel yang menentang apartheid bersama-sama, mereka justru mengosongkan makna kata itu," ujar Abraham, dikutip dari Los Angeles Times pada Senin, (24/3).

Menurutnya, No Other Land dibuat untuk membuka mata dunia tentang situasi di Masafer Yatta. "Begitu orang melihat kenyataan keras di sana, mereka tidak akan bisa membenarkannya. Itu sebabnya banyak pihak ingin membungkam film ini," tambahnya.

Hilangnya Hamdan Ballal setelah ditangkap tentara Israel semakin memicu pertanyaan: apakah ini bagian dari upaya sistematis untuk membungkam suara Palestina?

Banyak aktivis percaya bahwa penangkapan Ballal bukanlah insiden biasa. "Ini adalah cara mereka menghapus keberadaan orang-orang seperti Hamdan, yang berani bersuara," kata Basel Adra, rekan sutradara Ballal pada kesempatan yang sama.

Namun, seperti yang terjadi pada filmnya, upaya membungkam ini tampaknya hanya akan membuat dunia semakin penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi di Palestina. Iya gak Gen?