Iran Ancam Serang Negara Pemasok Senjata ke Israel: 'Akan Jadi Target Sah Militer Kami!'
JAKARTA, GENVOICE.ID - Markas Pusat Khatam Al-Anbia (KCHQ), yang merupakan komando tertinggi operasi Angkatan Bersenjata Iran, mengeluarkan peringatan keras pada Sabtu malam (21/6).
Dilansir dari Antara, dalam pernyataan resminya, KCHQ menyatakan bahwa negara mana pun yang memasok senjata, radar, atau peralatan militer ke Israel-baik melalui jalur udara maupun laut, akan dianggap sebagai bagian dari agresi terhadap Iran dan akan menjadi target sah militer Iran.
Pernyataan tersebut memperjelas bahwa krisis antara Iran dan Israel telah berkembang menjadi potensi konflik regional yang melibatkan pihak ketiga.
"Setiap bentuk bantuan militer terhadap rezim Zionis, dalam bentuk apapun, akan dianggap sebagai kolusi aktif dalam agresi. Negara-negara tersebut akan masuk dalam daftar sasaran Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran," tegas KCHQ.
Lebih lanjut, KCHQ menyebut bahwa menurut data intelijen terbaru, sistem pertahanan udara Israel telah mengalami kerusakan signifikan akibat gelombang serangan rudal dan drone yang diluncurkan Iran selama sepekan terakhir. Serangan tersebut, yang dilakukan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), diklaim telah menghantam pusat radar, fasilitas militer, dan sistem pertahanan rudal canggih milik Israel.
Meski Israel didukung penuh oleh Amerika Serikat dan memiliki sistem pertahanan anti-rudal tercanggih di dunia, seperti Iron Dome dan David's Sling, KCHQ mengeklaim bahwa rezim Tel Aviv mulai kekurangan amunisi dan menunjukkan kerentanan dalam sistem perlindungan nasionalnya.
Ketegangan memuncak sejak Israel meluncurkan serangan militer besar-besaran terhadap Iran pada 13 Juni, yang menyasar berbagai fasilitas nuklir, pangkalan militer, hingga kawasan permukiman sipil. Serangan tersebut dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 400 warga Iran, termasuk di antaranya ilmuwan nuklir, petinggi militer, dan warga sipil.
Sebagai respons, Iran meluncurkan Operasi "True Promise 3", yang mencakup 18 gelombang serangan rudal dan drone ke berbagai wilayah strategis di Israel hingga 21 Juni. Serangan balasan ini menunjukkan peningkatan intensitas dan skala konflik, dan menjadi bagian dari strategi Iran untuk memberikan efek jera terhadap serangan Israel sebelumnya.
Kini, peringatan terbuka dari KCHQ terhadap negara-negara pendukung Israel menandai fase baru dalam konflik ini. Iran tidak hanya memperluas cakupan militernya terhadap Israel, tetapi juga mengisyaratkan kemungkinan serangan terhadap pihak ketiga yang dianggap terlibat langsung atau tidak langsung.
Ancaman ini memicu kekhawatiran internasional bahwa perang Iran-Israel bisa berubah menjadi konflik regional besar, terutama jika negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, atau sekutu-sekutu Tel Aviv lainnya terus terlibat dalam dukungan militer langsung.
Dunia kini berada di ujung tanduk, dengan konflik yang terus berkembang dari perang terbuka dua negara menjadi kemungkinan pertarungan geopolitik yang melibatkan lebih banyak kekuatan global.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!