Serangan AS ke Iran Tak Berpotensi Menyulut Perang Dunia III

JAKARTA- Analis kajian Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) Muhammad Syaroni Rofii kepada Antara mengatakan serangan AS ke Iran semakin membuat dunia dalam ketidakpastian.

Biarpun begitu, katanya, konflik di kawasan Timur Tengah saat ini tidak berpotensi menjadi Perang Dunia ke-3 karena perang besar yang terjadi akan melibatkan konfrontasi langsung negara-negara besar. "Yang akan terjadi ke depannya lebih mirip dengan Perang Dingin, di mana perang antar proxy yang dominan," katanya, menanggapi serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran, Sabtu (21/6).

Serangan AS ke Iran Tak Berpotensi Menyulut Perang Dunia III
- (Dok. istimewa).

Serangan AS ke tiga titik yang diduga sebagai fasilitas pengayaan nuklir dan militer Iran yaitu Natanz, Fordo, dan Isfahan sebagai upaya menghambat perkembangan program nuklir Teheran, di luar perkiraan semua negara

Presiden Donald Trump dalam keterangannya Minggu dinihari (22/6) mengatakan serangan udara AS telah menghancurkan sepenuhnya fasilitas pengayaan nuklir Iran dan mengancam akan melakukan lebih banyak serangan jika Teheran tidak berdamai.

Trump di Truth Social mengatakan bahwa AS telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga titik fasilitas nuklir di Iran. Trump menyatakan bahwa semua pesawat AS telah keluar dari ruang udara Iran.

Serangan dilancarkan setelah Israel dilaporkan meminta AS terlibat dalam serangan udara yang sudah dilakukannya duluan terhadap sejumlah titik di Iran. Israel juga telah menyerang beberapa fasilitas yang terkait dengan program pengembangan nuklir Teheran sebelumnya.

Keterlibatan AS dalam agresi Israel terhadap Iran, menentang peringatan Teheran supaya AS tidak ikut campur, diperkirakan akan menyebabkan pemburukan eskalasi yang tak terhindarkan di kawasan.

Media AS sebelumnya melaporkan bahwa alutsista militer AS, di antaranya pesawat siluman pengebom B-2 dan rudal penghancur bunker dikerahkan dalam operasi tersebut karena efektif menghancurkan struktur di bawah seperti fasilitas nuklir Iran.

AS sendiri telah mengirimkan pemberitahuan kepada Iran bahwa serangan terhadap fasilitas nuklirnya hanya dilakukan sekali dan bukan merupakan awal "perang untuk mengganti kekuasaan" seperti diberitakan The Wall Street Journal, mengutip seorang pejabat AS.

Pertahankan Kedaulatan

Merespon serangn itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengutuk aksi tersebut. Iran menilai serangan AS keterlaluan dan mengatakan negaranya memiliki hak untuk mempertahankan kedaulatannya.

"Peristiwa pagi ini keterlaluan dan akan memiliki konsekuensi yang kekal," tulisnya di X, seraya menambahkan bahwa serangan itu adalah perilaku melanggar hukum.

"Sesuai dengan Piagam PBB dan ketentuan-ketentuannya yang memungkinkan tanggapan yang sah untuk membela diri, Iran memiliki semua pilihan untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya," kata Abbas.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan sangat khawatir atas serangan militer AS itu berpotensi memperparah ketegangan kawasan, sekaligus jadi ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

Atas konflik yang semakin tidak terkendali itu, dia menyerukan anggota-anggota PBB mengutamakan de-eskalasi dan memenuhi kewajiban mereka menurut Piagam PBB dan hukum internasional. (dari berbagai sumber)

 

D
Diapari Sibatangkayu
Penulis
  • Tag:
  • kemerdekaan dan kedaulatan
  • serangan udara
  • pengayaan nuklir
  • perang dingin

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE