Indonesia Perluas Akses Pasar dengan Diversifikasi Ekspor ke Berbagai Negara

JAKARTA, GENVOICE.ID - Indonesia terus memperluas pasar ekspornya ke sejumlah negara strategis, di antaranya Kanada, Uni Eropa, Iran, Jepang, dan Peru.

Dilansir dari Antara, hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri dalam acara Public Forum: Regional Response to Trump 2.0 yang diselenggarakan oleh CSIS Indonesia, Kamis (9/4) di Jakarta.

Indonesia Perluas Akses Pasar dengan Diversifikasi Ekspor ke Berbagai Negara
Ilustrasi - (Dok. Pixabay).

Dyah mengungkapkan bahwa diversifikasi pasar ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk memperluas jangkauan ekspor dan memperkuat perekonomian negara. Menurutnya, negara-negara yang menjadi tujuan ekspor baru ini memiliki potensi besar untuk mendongkrak ekspor Indonesia, terutama di sektor-sektor seperti produk halal, makanan laut, agrikultur, tekstil, serta produk ekonomi hijau.

Sebagai bagian dari langkah ini, Indonesia telah menyelesaikan sejumlah perjanjian perdagangan bebas, antara lain Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), Indonesia-Peru CEPA, Indonesia-EU CEPA, Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), dan Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA). Perjanjian-perjanjian ini diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangan Indonesia dengan negara-negara tersebut.

Diversifikasi pasar ke Kanada dipandang sebagai peluang untuk meningkatkan ekspor produk bersertifikat halal, makanan laut, agrikultur, serta tekstil. Di sisi lain, kerja sama dengan Uni Eropa menjadi sangat strategis, mengingat PDB Uni Eropa yang mencapai 18,6 triliun dolar AS, menjadikannya sebagai salah satu pasar konsumen terbesar di dunia. Indonesia berencana untuk memperluas ekspor furnitur, tekstil, serta produk ramah lingkungan seperti teknologi energi terbarukan.

Sementara itu, kemitraan dengan Jepang berfokus pada peluang untuk mengekspor bahan baku dan barang setengah jadi, mengingat Jepang masih sangat bergantung pada impor dalam mendukung ekonomi mereka. Dyah juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan Iran, meskipun negara tersebut tengah menghadapi sanksi internasional. Iran menunjukkan permintaan tinggi terhadap produk halal asal Indonesia, dan dengan Indonesia-Iran PTA, Indonesia berupaya memperlancar akses pasar Timur Tengah.

Dyah menegaskan bahwa diversifikasi pasar ini bukanlah reaksi terhadap kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mempengaruhi perdagangan internasional. Sebaliknya, strategi ini telah direncanakan sejak lama sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk memperkuat ketahanan perdagangan, menciptakan lapangan kerja, dan memperbaiki stabilitas ekonomi.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • tarif
  • Presiden Trump
  • pasar modal

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE