Mengulas Rahasia Makanan dalam Pemilihan Paus: Makan Siang yang Mengandung Pesan Rahasia?

JAKARTA, GENVOICE.ID - Selama lebih dari 750 tahun, aturan ketat telah mengawasi apa yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh para kardinal untuk mencegah pesan tersembunyi yang diselipkan dalam hidangan seperti ayam, ravioli, dan serbet. Namun, meskipun aturan ini ketat, beberapa kardinal tetap menyempatkan diri untuk menikmati hidangan favorit mereka sebelum pemilihan paus dimulai, bahkan beberapa di antaranya bisa ditemukan makan di restoran terkenal di Roma.

Dilansir dari BBC International, tahun ini, menjelang konklaf yang akan dimulai pada 7 Mei, di mana 135 kardinal akan mengadakan pemilihan rahasia untuk paus baru di Kapel Sistina, makan bersama menjadi momen penting di tengah sekat-sekat ketat isolasi. Namun, apakah makanan yang mereka santap dapat mengandung pesan rahasia? Bagaimana menjaga integritas suara mereka agar tidak terpengaruh oleh opini luar?

Mengulas Rahasia Makanan dalam Pemilihan Paus: Makan Siang yang Mengandung Pesan Rahasia?
- (Dok. Alamy).

Semenjak tahun 1274, Paus Gregorius X memperkenalkan aturan yang hingga kini mengatur pemilihan paus. Salah satu aturan paling terkenal adalah isolasi para kardinal, yang tidak boleh berkomunikasi dengan dunia luar kecuali melalui sinyal asap - asap putih menandakan paus baru telah terpilih, sementara asap hitam berarti harus ada pemungutan suara lain.

Namun, pada abad ke-13, masalah makan menjadi perhatian. Ada kekhawatiran bahwa hidangan yang dikonsumsi kardinal bisa saja mengandung pesan tersembunyi dari luar. Bayangkan saja, ravioli yang disajikan dengan pesan atau serbet yang membawa informasi penting. Untuk mencegah hal ini, Paus Gregorius X memerintahkan makanan untuk diawasi dengan ketat. Setelah tiga hari tanpa konsensus, hanya satu hidangan yang disediakan; setelah delapan hari, hanya roti dan air yang diberikan.

Pada zaman Renaissance, Chef Bartolomeo Scappi, yang melayani Paus Pius IV dan Paus Pius V, mengungkapkan bahwa makanan yang disiapkan untuk para kardinal diawasi dengan sangat ketat. Setiap makanan yang disajikan harus melalui pemeriksaan yang sangat rinci, bahkan serbet pun harus dibuka dan diperiksa. Para penjaga ditempatkan di dapur untuk memastikan tidak ada pesan tersembunyi yang masuk. Setiap langkah pengantaran makanan dilakukan dengan ketelitian tinggi, bahkan makanan dan minuman harus disajikan dalam wadah transparan untuk menghindari kemungkinan adanya bahan tersembunyi.

Untuk konklaf yang akan dimulai pada 7 Mei, para kardinal akan menikmati hidangan sederhana yang mencerminkan masakan khas Lazio, daerah di sekitar Vatikan. Hidangan seperti minestrone, spaghetti, arrosticini (sate domba), dan sayuran rebus akan disiapkan oleh para biarawati di Domus Sanctae Marthae, tempat tinggal para kardinal selama isolasi mereka. Meskipun terlihat jauh lebih sederhana dibandingkan dengan hidangan mewah yang disiapkan pada zaman Renaissance, prinsip pengawasan tetap sama: tidak ada informasi yang boleh keluar atau masuk.

Namun, meskipun pengawasan makanan mungkin tidak seketat dulu, simbolisme tetap kuat. Dalam film Conclave (2024), adegan-adegan yang melibatkan dapur menunjukkan betapa pentingnya makanan dalam mengkomunikasikan pesan, bahkan tanpa kata-kata. Meskipun makanan tidak lagi menjadi sarana untuk menyembunyikan pesan, ada ketegangan yang masih mengelilingi setiap hidangan yang disajikan. Dengan teknologi modern yang memungkinkan komunikasi elektronik, kehawatiran terbesar kini bukan lagi tentang pesan tersembunyi dalam hidangan, tetapi kemungkinan komunikasi ilegal melalui perangkat elektronik.

Meskipun para kardinal harus tetap berada dalam isolasi ketat, beberapa dari mereka tampaknya tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati hidangan terakhir mereka di luar konklaf. Mereka terlihat mengunjungi restoran-restoran favorit di Roma, menikmati hidangan yang mungkin akan menjadi makan malam terakhir mereka sebagai individu biasa sebelum kemungkinan terpilih menjadi paus.

Seiring dengan dimulainya pemilihan paus pada 7 Mei, dengan ketatnya aturan yang mengatur makanan dan komunikasi, satu hal yang pasti: makanan mungkin menjadi lebih dari sekadar pengisi perut para kardinal. Ini bisa menjadi bagian penting dari ritual yang melibatkan rasa, simbolisme, dan pengawasan, untuk memastikan pemilihan paus tetap berlangsung tanpa gangguan dari dunia luar.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Paus Fransiskus
  • pemilihan paus
  • makanan

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE