Iran Murka! Tolak Kunjungan Bos IAEA dan Larang Kamera di Fasilitas Nuklir, Gegara Serangan Israel-AS
JAKARTA, GENVOICE.ID - Ketegangan antara Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mencapai titik didih, pasalnya, seperti yang dilansir dari Antara, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, secara tegas menyatakan bahwa negaranya menolak kedatangan Kepala IAEA Rafael Mariano Grossi dan melarang pemasangan kamera pengawas di seluruh fasilitas nuklir Iran.
"Kami tidak akan mengizinkan IAEA memasang kamera di fasilitas nuklir kami, dan Grossi dilarang memasuki Iran," tegas Araghchi dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA, Sabtu (28/6).
Langkah drastis ini diambil setelah meningkatnya ketegangan menyusul serangan militer terbaru yang dilancarkan oleh Israel dan Amerika Serikat terhadap berbagai fasilitas penting di Iran, termasuk militer, nuklir, dan situs sipil. Serangan yang dimulai pada 13 Juni lalu menyebabkan sedikitnya 606 korban tewas dan lebih dari 5.300 orang luka-luka, menurut data resmi dari Kementerian Kesehatan Iran.
Sebagai aksi balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, yang menewaskan 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya, menurut laporan dari Universitas Ibrani Yerusalem.
Konflik memanas selama 12 hari sebelum akhirnya dihentikan oleh gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan mulai berlaku pada 24 Juni.
Pemerintah Iran juga telah mengesahkan undang-undang baru yang menyetop semua bentuk kerja sama teknis dengan IAEA, termasuk pemantauan fasilitas nuklir. Langkah ini dipandang sebagai respons keras atas apa yang dianggap Teheran sebagai bentuk pengkhianatan dan pelanggaran kedaulatan oleh pihak internasional.
Ketegangan ini memunculkan kekhawatiran baru terhadap stabilitas kawasan dan kelanjutan pengawasan nuklir internasional di Iran. Komunitas internasional kini menantikan langkah selanjutnya dari IAEA dan reaksi dari negara-negara besar, terutama AS dan sekutu Eropa.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!