AS Pertimbangkan Mundur dari Upaya Perdamaian Ukraina Jika Kesepakatan Tak Segera Dicapai
JAKARTA, GENVOICE.ID - Pemerintahan Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat dapat menghentikan peran aktifnya dalam menengahi konflik antara Rusia dan Ukraina jika tidak ada kemajuan dalam waktu dekat. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan serta penandatanganan nota kesepahaman antara Kyiv dan Washington terkait kerja sama di sektor mineral.
Trump menyatakan bahwa kesediaan AS untuk memfasilitasi perdamaian bisa berubah jika salah satu pihak terlibat dinilai tidak kooperatif. "Jika situasi menjadi terlalu sulit, kami mungkin memilih untuk tidak terlibat lebih jauh," ujarnya kepada wartawan.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menambahkan bahwa Presiden Trump tetap menginginkan adanya solusi damai, tetapi membuka kemungkinan untuk "melangkah pergi" jika tidak ada tanda-tanda kemajuan. Ia menegaskan bahwa perang ini bukan dimulai oleh AS, dan negara tersebut memiliki prioritas global lainnya yang juga mendesak.
Sementara itu, Ukraina mengumumkan telah menyelesaikan nota kesepahaman dengan AS mengenai pembentukan dana investasi untuk rekonstruksi pascaperang. Nota ini akan dibahas lebih lanjut oleh Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, yang dijadwalkan mengunjungi Washington pekan depan.
Meski begitu, detail mengenai kesepakatan mineral tersebut masih belum sepenuhnya jelas, terutama terkait usulan agar Ukraina membayar kembali sebagian bantuan militer yang telah diterima. Presiden Zelenskyy menekankan bahwa bantuan tersebut diberikan dalam bentuk hibah, bukan pinjaman, dan setiap bentuk kemitraan ke depan harus bersifat setara serta saling menguntungkan.
Dalam perkembangan terkait konflik, serangan Rusia terhadap kota-kota seperti Kharkiv dan Sumy terus berlanjut, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. Rusia juga menolak proposal gencatan senjata 30 hari yang diajukan oleh AS, dengan alasan bahwa solusi damai harus mencakup perlindungan terhadap kepentingan nasional mereka.
Upaya diplomatik antara AS, Ukraina, dan sekutu Eropa akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang, dengan fokus pada perumusan kesepakatan yang dapat diterima semua pihak dan menjamin keamanan jangka panjang bagi Ukraina.
0 Comments





- Trump Resmi Berlakukan Tarif 104% atas Barang Tiongkok, Picu Ketegangan Perdagangan Global
- Ikon Musik Britpop Liam Gallagher Akan Menjadi Kakek! Sang Anak Bagikan Kabar Kehamilan
- Kisruh Rusia, Presiden Prabowo, dan Pangkalan Militer: Pemimpin Oposisi Australia Kena Semprot
- Penantian Panjang Telah Usai! Crystal Palace Resmi Mengangkat Trofi Perdana, Kalahkan Man City 1-0 di Final
- Trump Buka Peluang Baru untuk Suriah: Bertemu Presiden ‘Tangguh’ dan Hapus Sanksi AS
- Real Madrid Siapkan Serangan Transfer, Targetkan Rodri dari Manchester City
- Serial "Adolescence" Jadi Materi Pembelajaran Sekolah di Belanda
- Film Baru Bridget Jones Kalahkan "Barbie" dalam Penjualan Tiket Awal
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!