Banjir Rob di Pluit dan Muara Angke, Warga Cuma Bisa Pasrah dan Minta Tanggung Segera Dibangun
JAKARTA, GENVOICE.ID -Ratusan rumah warga di 12 RT wilayah RW 22, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, tergenang air akibat banjir rob atau banjir dari laut pada Rabu dini hari.
"Banjir ini terjadi akibat air laut pasang dan merendam 200 rumah warga di RW 22 dengan ketinggian air dari 40 hingga 60 sentimeter (cm)," kata petugas Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DKI Jakarta Erda di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa air mulai masuk ke permukiman warga sejak pukul 23.00 WIB dan kini sudah mulai surut. Menurutnya, banjir rob ini diperkirakan akan berlangsung hingga 31 Mei 2025, dengan ketinggian air tertinggi mencapai 60 cm.
"Banjir ini disebabkan adanya fenomena "supermoon" yang menyebabkan air laut naik dan masuk ke kawasan ini," kata dia.
Selain permukiman warga, banjir rob juga membanjiri sejumlah ruas jalan di kawasan Muara Angke. Warga pun mengaku cuma bisa pasrah menghadapi banjir air asin yang sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir.
"Ini banjir sudah hari ketiga dan kami hanya bisa pasrah," kata salah satu warga RW 22 Muara Angke, Warsinah.
Ia berharap pemerintah segera menyelesaikan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) agar air laut tidak lagi masuk dan merendam permukiman warga saat pasang naik terjadi.
"Harus dibangun tembok di belakang sana. Air laut yang tinggi masuk ke sini dan banjir. Kami sudah capek banjir terus," kata dia.
Sebelumnya, BPBD Provinsi DKI Jakarta mengimbau warga di wilayah pesisir Jakarta untuk waspada terhadap banjir rob yang dipicu oleh fenomena "supermoon" yang diperkirakan berlangsung mulai 24 Mei hingga 31 Mei 2025.
"Waspada menghadapi fenomenasupermoondari mulai 24 sampai 31 Mei 2025. Selalu menjaga lingkungan di sekitar agar sampah-sampah yang berada itu tidak tergenang dan menjadi sumber penyakit," kata Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan, BPBD DKI Jakarta, Kristian Gottam Marudut Sihombing di Jakarta, Selasa.
Ia bilang bahwa fenomena alam "supermoon" memiliki pengaruh besar terhadap pasang surut air laut.
"Supermoon" terjadi saat bulan tampak lebih dekat dan lebih besar dari biasanya, biasanya ketika bulan berada di posisi lebih tinggi dari bumi dan menutupi permukaan bumi. Waktu terjadinya fenomena ini setiap tahun sulit diprediksi secara tepat.
Dampak utama dari "supermoon" adalah naiknya ketinggian air laut, yang berpotensi menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir. Banjir rob ini dapat menimbulkan kerusakan pada infrastruktur, kerugian ekonomi, bahkan korban jiwa di masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai.
0 Comments





- Final Fantasy XVI Resmi Tersedia di Xbox, Setelah 2 Tahun Eksklusif di PS5
- Matcha Lovers Wajib Tahu, Ini Fakta Unik di Balik Bubuk Matcha
- Bullet Train Explosion Raih Sukses Besar di Netflix, Sambut Kemenangan Baru Netflix Jepang
- Pergerakan Penumpang di Bandara Soetta Menurun Jelang Lebaran 2025, Ini Penyebabnya!
- Ini Dia Makna Kidult, Istilah Buat Gen Z yang Suka Manjain Diri dengan Hal-Hal Masa Kecil
- Garuda Muda Tak Terbendung, Tiket Piala Dunia Digenggam Setelah Bantai Yaman 4-1
- Jasa Marga Bakal Diskon Tol 20% di 9 Ruas Tol Selama Libur Idul Adha dan Sekolah
- Pesawat Air India Jatuh, Inggris Ikut Turun Tangan Bantu Investigasi
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!