Siluva: Tempat Gereja yang Hilang, Bunda Maria Menangis, dan Turunnya Mukjizat

JAKARTA, GENVOICE.ID - Saliva, sebuah kota kecil yang penduduknya kurang dari 700 jiwa tapi menyimpan sebuah cerita sejarah yang besar.

Kisah Siluva dimulai tahun 1457 waktu ada bangsawan Lithuania, Petras Gedgaudas, yang bangun Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria bareng para rasul kayak Santo Petrus dan Santo Bartolomeus.

Siluva: Tempat Gereja yang Hilang, Bunda Maria Menangis, dan Turunnya Mukjizat
- (Dok. tripadvisor).

Karena berdirinya gereja ini, setiap Hari Raya Kelahiran Bunda Maria, ribuan orang pada datang, bahkan dari Prusia (yang sekarang udah jadi bagian Jerman/Poland).

Pas era Reformasi abad ke-16, banyak warga Siluva yang pindah ke ajaran Calvinis. Alhasil, gerejanya jadi porak-poranda dan resmi ditutup sekitar tahun 1569. Pastor terakhir, John Holubka langsung mengubur barang-barang gereja dan dokumen penting di dalam kotak besi di sekitar gereja.

Upaya Ambil Alih Gereja

Umat Katolik sempat berusaha balik ambil alih gereja lewat jalur hukum, namun dokumennya tidak ketemu. Nah, kononnya, Bunda Maria sempat menampakkan diri sambil gendong bayi Yesus dan nangis sedih.

Setelah penampakan itu, dokumen ajaibnya ketemu dan umat Katolik berhasil rebut lagi gerejanya di tahun 1622. Ikon Bunda Maria pun jadi terkenal sebagai "ikon pembawa mukjizat".

Perayaan Hari Raya Kelahiran Santa Perawan Maria pun kembali diselenggarakan di sebuah gereja kayu kecil yang dibangun di lokasi penampakan. Ikon Santa Perawan Maria bersama sang bayi ilahi pun dikenal luas sebagai sumber mukjizat.

Basilika Kelahiran Santa Perawan Maria yang berdiri saat ini dibangun di lokasi tersebut pada tahun 1786. Tak jauh dari tempat itu, ada sebuah Kapel Siluva dalam satu kompleks yang indah dengan bangunan warna putihnya.

Pelarangan Perayaan di Siluva oleh Rusia

Gereja yang menjadi tempat Hari Raya Kelahiran Bunda Maria, ketika Lithuania dikuasai Kekaisaran Rusia, perayaan Siluva kawasan gereja tersebut sempat dibungkam lagi. Soalnya, tempat ini jadi tempat menyebarkan buku-buku agama dan nasionalisme Lithuania yang diselundupin dari Prusia. Pihak Rusia gak suka sama publikasi berbahasa Latin, jadi dicekal habis-habisan.

Tapi, ketika Lithuania merdeka lagi tahun 1918, acara di Siluva comeback dengan vibes yang lebih kuat. Walau sempat direpresi lagi sama Soviet tahun 1940, perayaannya gak pernah benar-benar mati. Bahkan, tahun 1979, pemerintah sampai menutup semua jalan ke Siluva dengan alasan ada wabah demam babi. Padahal sih biar orang gak bisa ziarah.

Destinasi Ziarah Spiritual

Setelah Lithuania merdeka lagi tahun 1990, Siluva bangkit jadi tempat spiritual yang keren banget. Paus Yohanes Paulus II sempat datang tahun 1993 buat ziarah ke tempat suci Bunda Maria di sana. Lalu, 10 tahun kemudian, dibangun fasilitas buat para peziarah dan calon pastor, namanya Jono Pauliaus II namai (Rumah Yohanes Paulus II).

Bahkan, komunitas diaspora Lithuania di luar negeri juga masih cinta banget sama Bunda Maria dari Siluva. Sampai-sampai mereka bikin kapel khusus di Amerika Serikat.

R
Rifqy Alief Abiyya
Penulis
  • Tag:
  • gereja kelahiran santa perawan maria
  • Lithuania
  • siluva
  • Travel

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE