Pembalap World Rally Championship Bersatu untuk Protes Keras terhadap Sanksi FIA atas Kata-Kata Kasar
JAKARTA, GENVOICE.ID -Para pembalap di ajang World Rally Championship (WRC) telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak Federasi Automobil Internasional (FIA) untuk segera menemukan solusi terkait aturan ketat mengenai larangan penggunaan kata-kata kasar dalam wawancara.
Dilansir dari BBC International, pernyataan ini muncul setelah pembalap Prancis, Adrien Fourmaux, dijatuhi denda sebesar 10.000 euro akibat mengucapkan kata kasar saat mendeskripsikan pengalamannya di salah satu tahapan Rally Sweden.
Aliansi Pembalap Reli Dunia (World Rally Drivers Alliance/WoRDA) menilai bahwa hukuman untuk pelanggaran ringan seperti ini telah mencapai level yang "tidak dapat diterima". Pasalnya, aturan baru dari FIA menyebutkan bahwa pembalap yang mengucapkan kata-kata kasar bisa dikenai denda, skorsing, hingga kehilangan poin kejuaraan mulai tahun ini.
WoRDA menyoroti bahwa jumlah denda yang dikenakan kepada Fourmaux sangat tidak sebanding dengan pendapatan rata-rata serta anggaran tim dalam dunia reli. Oleh karena itu, mereka meminta adanya diskusi langsung dengan Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, yang sebelumnya menyatakan keinginannya untuk menghapus penggunaan kata kasar di dunia balap.
Dalam pernyataan resmi yang ditandatangani oleh 33 pembalap dan co-driver, termasuk pemimpin klasemen WRC Elfyn Evans serta pembalap asal Irlandia Utara, Josh McErlean, para pembalap menegaskan bahwa mereka tidak menentang keputusan otoritas balap, tetapi menyoroti meningkatnya keparahan sanksi untuk pelanggaran kecil yang tidak disengaja.
WoRDA juga menekankan bahwa wawancara dilakukan hanya beberapa detik setelah pembalap menyelesaikan tahapan, di mana adrenalin mereka masih tinggi. Selain itu, sebagian besar pembalap bukanlah penutur asli bahasa Inggris, sehingga beberapa kata yang diucapkan sering kali merupakan ekspresi umum yang tidak mengandung niat penghinaan atau agresi.
Mereka juga mempertanyakan transparansi dari sanksi yang dijatuhkan FIA, terutama mengenai tujuan dari denda yang dikenakan. Kurangnya kejelasan dalam distribusi dana dari sanksi ini hanya memperkuat rasa tidak percaya terhadap sistem yang ada.
Protes ini bukan yang pertama terhadap kebijakan FIA. Sebelumnya, Aliansi Pembalap Formula 1 (Grand Prix Drivers Association/GDPA) juga menyampaikan keberatan mereka terhadap sistem denda yang dinilai tidak transparan. Pada November lalu, GDPA bahkan mengirimkan surat terbuka kepada FIA untuk meminta penjelasan mengenai alokasi dana dari denda yang dikenakan kepada pembalap.
Kini, para pembalap WRC berharap bahwa FIA mau mendengarkan aspirasi mereka dan meninjau kembali kebijakan yang dinilai berlebihan ini. Dengan semakin meningkatnya tekanan dari berbagai pihak, akankah FIA mengubah kebijakannya atau tetap berpegang teguh pada aturan baru mereka?
0 Comments




- Resmi! Hansi Flick Perpanjang Kontrak di Barcelona hingga 2027 Setelah Debut Spektakuler Musim Ini
- WNA yang Mengamuk di Klinik Pecatu Dideportasi dari Bali
- Roket SpaceX Meledak Usai Diluncurkan dari Texas, Picu Peringatan Bahaya Puing Antariksa
- Optimalkan Layanan, PT Jasamarga Gempol Pasuruan Siap Hadapi Libur Panjang Waisak dan Kenaikan Isa Almasih
- Tom Hardy Beraksi di Trailer "Havoc" Netflix: Perburuan Anak Politisi yang Hilang Penuh Aksi Brutal
- Lamine Yamal Jalani Ramadan Pertama Sebagai Pemain Profesional, Begini Dukungan Barcelona
- Sentil Gen Z yang Sering Begadang! Kurang Tidur Bisa Merusak Otak dan Picu Demensia, Ini Penjelasan Para Ahli
- Drama Terbaru Musik Hip-Hop: Pusha T Bongkar Penyebab Clipse Dicampakkan Def Jam, Ini Semua Gara-gara Kendrick Lamar vs ...
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!