Ngucapin ‘Tolong’ ke ChatGPT Ternyata Bikin Tagihan Listrik Miliaran, Ini Kata CEO OpenAI!

JAKARTA, GENVOICE.ID - Kebiasaan kecil kayak bilang "tolong" atau "makasih" ke ChatGPT ternyata nggak se-receh itu buat OpenAI. CEO-nya, Sam Altman, baru-baru ini buka suara soal fakta mencengangkan, KALAU kesopanan pengguna ke chatbot AI mereka nyatanya bikin pengeluaran listrik membengkak, hingga puluhan juta dolar AS!

Pengakuan itu muncul di platform X (dulu Twitter), saat seorang pengguna bertanya soal dampak finansial dari interaksi sopan terhadap AI. Altman menjawab santai tapi bikin kening berkerut.

Ngucapin ‘Tolong’ ke ChatGPT Ternyata Bikin Tagihan Listrik Miliaran, Ini Kata CEO OpenAI!
- (Dok. Tech Radar).

"Puluhan juta dolar yang pantas dikeluarkan. Kita nggak pernah tahu," tulisnya, seperti dikutip dariNew York Postpada Senin, (21/4).

ChatGPT nggak jalan pakai sihir, melainkan lewat infrastruktur raksasa yang butuh daya listrik super besar. Di balik layar, chatbot ini didukung Large Language Model (LLM) yang bekerja berkat ribuan GPU (graphics processing units) di data center. Setiap kali kamu ngetik prompt, sistem ini melakukan proses paralel dalam jumlah masif hanya untuk memahami dan membalas kamu dalam hitungan detik.

Menurut estimasi, satu jawaban pendek dari AI bisa menghabiskan sekitar 0,14 kWh listrik, setara dengan menyalakan 14 lampu LED selama satu jam. Bayangin kalau itu dikalikan miliaran interaksi setiap harinya. Nggak heran, data center kini menyumbang sekitar 2% dari konsumsi listrik global. Dan angka itu bisa naik drastis seiring meledaknya penggunaan AI generatif kayak ChatGPT.

Sebagian orang mungkin mikir, "Yaelah, masa sama AI aja harus sopan?" Tapi banyak pakar bilang, kesopanan justru bikin interaksi sama AI lebih positif. Kurtis Beavers, salah satu desainer utama Microsoft Copilot, bilang kalau prompt yang sopan cenderung menghasilkan respons yang juga sopan dan kolaboratif.

Menurut publikasi Microsoft WorkLab, AI bisa "membalas sopan" kalau kamu juga sopan, semacam cerminan interaksi digital. Jadi kalau kamu bilang, "tolong bikinin laporan," ketimbang "bikinin laporan," kemungkinan besar AI akan lebih kooperatif.

Survei tahun 2024 juga mendukung hal ini, sekitar 67% pengguna di AS rutin menggunakan bahasa sopan saat ngobrol sama chatbot, dan 55% dari mereka menganggap itu hal yang etis. Lucunya, 12% lainnya bilang mereka sopan buat jaga-jaga kalau AI nanti memberontak, nggak mau jadi korban pertama, mungkin?

Jadi, meski sekadar menambahkan "please" dan "thank you" ke permintaanmu ke AI mungkin terasa sepele, ternyata dampaknya beneran bikin OpenAI garuk-garuk kepala karena tagihan listrik. Tapi buat Sam Altman, itu semua sepadan. Karena siapa tahu, di balik interaksi sopan itu, manusia dan mesin bisa membangun komunikasi yang lebih sehat.

At least, kita udah sopan dari sekarang ga sih Gen?

N
Nayla Shabrina
Penulis
  • Tag:
  • ChatGPT
  • OpenAI
  • AI
  • Artificial intelligence (AI)
  • teknologi

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE