Green Day Singgung Perang Israel-Palestina di Coachella, Ubah Lirik Lagu Jadi "Seperti Anak-anak Palestina"

JAKARTA, GENVOICE.ID -Penampilan perdana Green Day sebagai headliner di Coachella 2024 bukan cuma jadi momen nostalgia penuh energi, tapi juga jadi panggung pernyataan politik yang tajam. Dalam salah satu momen paling mencolok, Billie Joe Armstrong mengganti lirik lagu klasik "Jesus of Suburbia" untuk menyuarakan kepeduliannya soal perang Israel-Palestina, seperti dilansir dariVariety.

Di tengah performa lagu dari album American Idiot tahun 2004 itu, Armstrong menyanyikan:
"Runnin' away from pain, like the kids from Palestine / Tales from another broken home."

Padahal versi aslinya berbunyi:
"Runnin' away from pain when you've been victimized."

Green Day Singgung Perang Israel-Palestina di Coachella, Ubah Lirik Lagu Jadi "Seperti Anak-anak Palestina"
- (Dok. NME).

Pergantian lirik ini bukan yang pertama. Bulan lalu saat tampil di Australia, Armstrong juga mengganti bagian lain dari lagu yang sama jadi sindiran politik:
"Am I retarded, or am I just J.D. Vance?" menggantikan lirik asli "Am I retarded, or am I just overjoyed?"

Nama J.D. Vance sendiri dikenal sebagai politisi Partai Republik pro-Donald Trump, yang kini menjabat sebagai senator dari Ohio.

Bagi Green Day, menyisipkan pesan politik dalam musik bukan hal baru. Sejak era awal mereka di kancah punk, band ini memang tak pernah ragu menyuarakan opini. Dan malam itu di Coachella, panggung mereka jadi bukti bahwa musik bisa tetap relevan dan menggigit meski sudah puluhan tahun berkarya.

Konser mereka dibuka dengan lantunan "Bohemian Rhapsody" dari Queen yang diputar utuh, momen yang terasa pas karena malam sebelumnya Benson Boone tampil bareng Brian May membawakan lagu ikonik tersebut. Begitu Green Day naik panggung, penonton langsung dihajar dengan barisan lagu hits seperti "American Idiot," "Holiday," "Basket Case," "Wake Me Up When September Ends," hingga "When I Come Around."

Panggung Coachella malam itu memang terasa lebih politis dari biasanya. Apalagi sebelumnya di stage sebelah, Senator Bernie Sanders muncul memperkenalkan Clairo sambil menyentil pemerintahan Amerika saat ini.

Green Day membuktikan bahwa mereka bukan sekadar band nostalgia. Mereka tetap punya relevansi, suara, dan sikap. Bahkan di tengah pesta musik dan kemewahan Coachella, Green Day tetap menyisipkan kritik sosial dan solidaritas, semua dibungkus dalam energi panggung yang nggak ada matinya.

Salah satu highlight malam itu juga datang dari interaksi mereka dengan penonton. Saat "Know Your Enemy," seorang fans bernama Brooke diajak naik ke atas panggung dan menyanyi bareng. Di akhir acara, seorang penonton lain bahkan memainkan gitar Armstrong untuk lagu penutup "Good Riddance (Time of Your Life)." Dua momen itu jadi pengingat bahwa Green Day bukan cuma tentang musik, tapi tentang koneksi dan kepercayaan penuh pada fans mereka.

Dalam dunia musik yang sering kali jadi tempat main aman, Green Day tetap jadi suara yang nyaring dan berani. Di usianya yang tak lagi muda, mereka tetap membuktikan bahwa panggung adalah tempat untuk bersuara dan mereka tak akan bungkam Gen!

N
Nayla Shabrina
Penulis
  • Tag:
  • Green Day
  • Coachella 2025
  • Konser Musik
  • Konflik Israel-Palestina

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE