Open Air Museum Estonia, Sejarah dan Rekonstruksi Desa Tradisional
JAKARTA, GENVOICE.ID - Open Air Museum Estonia (dalam bahasa Estonia: Eesti Vabaohumuuseum) adalah sebuah rekonstruksi skala besar dari desa-desa pedesaan dan nelayan pada abad ke-18 hingga ke-19.
Di dalamnya terdapat berbagai bangunan seperti gereja, kedai minuman, sekolah, beberapa kincir angin, kantor pemadam kebakaran, dua belas pekarangan pertanian, serta gudang penyimpanan jaring ikan.
Selain itu, museum ini juga memiliki sebuah gedung apartemen kolkhoz Soviet dari abad ke-20 yang baru saja dibuka, serta sebuah rumah kayu modern hasil prefabrikasi yang dibangun pada 2019.
Terletak di area seluas 72 hektar (180 acre), museum ini menyusun pekarangan dan bangunan publik tua secara terpisah maupun berkelompok guna menampilkan gambaran arsitektur tradisional Estonia selama dua abad terakhir, mencakup berbagai wilayah di Estonia.
Museum ini berada sekitar 8 km di sebelah barat pusat kota Tallinn, tepatnya di Rocca al Mare.
Gagasan untuk mendirikan museum ini pertama kali muncul pada tahun 1913, ketika sejumlah sastrawan Estonia yang terinspirasi dari museum terbuka di Skandinavia ingin membuat museum serupa di Estonia. Museum tersebut akhirnya resmi didirikan pada tahun 1957 dan mulai menerima pengunjung sejak tahun 1964.
Koleksi tertua di museum ini adalah Kapel Sutlepa, yang berasal dari gereja Swedia Noarootsi dan telah tercatat sejak tahun 1670.
Koleksi yang paling baru adalah rumah kayu prefab dari tahun 2019, sementara koleksi terbaru yang dibuka untuk publik pada tahun 2021 adalah gedung apartemen kolkhoz dari era 1960-an yang dipindahkan dari Estonia bagian selatan, bekas pertanian kolektif.
Sejarah Singkat Open Air Museum
Museum yang didirikan pada tahun 1909 di Tartu, mulai mengambil inisiatif untuk mendirikan museum terbuka sejak tahun 1913. Ide tersebut muncul setelah para intelektual Estonia mengunjungi museum terbuka di negara-negara Skandinavia dan Finlandia (seperti Skansen di Swedia, didirikan tahun 1891).
Akan tetapi, Perang Dunia Pertama menghambat kemajuan rencana ini. Pada tahun 1921, sumber daya museum dialihkan untuk memperbaiki Kastil Raadi, sementara kondisi ekonomi yang memburuk membuat pembangunan museum terbuka tertunda.
Pada periode 1925 hingga 1931, Asosiasi Museum Terbuka Estonia aktif di Tallinn, dengan pembahasan yang masih berlanjut terkait pendirian museum di ibu kota.
Para etnografer dari Museum Nasional Estonia turut mempromosikan dan merencanakan konsep museum tersebut. Rencana pembukaan museum taman di Pirita pada 1 Juli 1941 batal terlaksana akibat meletusnya perang.
Pada tahun 1950, kelompok arsitek termasuk K. Tihane, A. Kasper, H. Armani, dan G. Jommi kembali mengangkat gagasan mendirikan museum terbuka. Persiapan yang lebih terperinci dimulai pada 1956 di bawah Kementerian Kebudayaan. Selain mereka, sejumlah arsitek dan sejarawan lainnya turut aktif dalam panitia penyelenggara.
Dibuka untuk Umum di Tahun 1964
Museum ini resmi didirikan pada 22 Mei 1957 dan mulai beroperasi pada 1 Juni tahun yang sama. Pada Juli, museum memperoleh lahan seluas 66 hektar di dekat Tallinn, di kawasan manor musim panas Rocca al Mare yang dibangun pada abad ke-19. Meski masih dalam tahap pembangunan, museum ini mulai dibuka untuk umum pada Agustus 1964.
Pada 1974, museum ini mendapatkan status kategori I, dan pada tahun berikutnya dikunjungi lebih dari 100.000 orang.
Pada 10 April 1984, bangunan pertanian dan gudang pameran Sassi-Jaani dibakar dengan sengaja. Kebakaran serupa juga pernah terjadi pada tahun 1963, 1967, 1968, dan 1978. Karena nilai sejarah dan konstruksi unik bangunan Sassi-Jaani yang tidak memiliki bangunan asli lain yang serupa, museum memutuskan untuk membuat replika bangunan tersebut.
Pada tahun 1980-an, kegiatan budaya dan pendidikan di museum semakin aktif dengan penerapan metode baru, termasuk pameran kerajinan tangan yang diadakan pertama kali pada 1988, terinspirasi dari pengalaman Museum Terbuka Latvia.
Pada dekade 1990-an, penelitian lebih lanjut difokuskan pada peningkatan eksposisi, studi bangunan, serta sejarah pemilik bangunan pameran, yang menjadi tren baru.
Pengembangan Metode Baru Museum
Setelah bubarnya Uni Soviet dan situasi politik yang memengaruhi, jumlah pengunjung menurun drastis. Museum kemudian mengembangkan metode baru seperti memperluas penjualan kerajinan harian, demonstrasi kerajinan, pameran sementara, perayaan hari nasional, serta program edukasi untuk anak-anak.
Pada 1 Januari 2014, Museum Terbuka Estonia bergabung dengan Lembaga Pelestarian Kanut membentuk Yayasan Museum Terbuka Estonia, yang berfungsi sebagai museum arsitektur pedesaan sekaligus pusat restorasi, pelestarian, dan digitalisasi.
Open Air Museum Estonia, Sejarah dan Rekonstruksi Desa Tradisional
0 Comments





- Kapal Madleen yang Bawa Relawan ke Gaza Ditahan Israel, Begini Penjelasannya
- 5 Gaya Pashmina Simpel Anti Ribet, Biar Makin Kece Setiap Hari
- Kastil Sigulda: Bangunan Bersejarah Latvia yang Punya Banyak Cerita Dibaliknya
- Bocoran Diet Jennie BLACKPINK, Simple, Sehat, Tetap Kenyang
- Presiden Prabowo Safari Diplomatik ke Timur Tengah, Prioritaskan Situasi Gaza dan Hubungan Bilateral
- Qodrat 2 Siap Bikin Merinding di Lebaran 2025, Aksi dan Horor Religi Makin Nendang
- Viral! Rachel Vennya Curhat Hadiah Kosmetik Ditahan Bea Cukai: Buat Konten, Bukan Jualan
- Bupati Indramayu Kena Sanksi "Upgrade Skill" di Kemendagri Gara-Gara Gak Izin
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!