Paus Leo XIV Bersumpah Lestarikan Warisan Gereja Katolik

VATIKAN- Paus Leo XIV menyerukan persatuan dan bersumpah untuk melestarikan warisan Gereja Katolik dan tidak memerintah seperti "seorang otokrat". Hal itu disampaikan setelah resmi dilantik sebagai Paus ke-267 Gereja Katolik Roma, sekaligus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci Vatikan dalam sebuah Misa Kudus di Vatikan Minggu (18/5).

Setelah pertama kali menaiki mobil kepausan di hadapan puluhan ribu orang di Lapangan Santo Petrus, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia (CNA), Paus Leo disambut antusias kerumunan umat yang melambaikan bendera Amerika Serikat (AS) dan Peru, dengan orang-orang dari kedua negara mengklaimnya sebagai paus pertama dari negara mereka.

Paus Leo XIV Bersumpah Lestarikan Warisan Gereja Katolik
- (Dok. istimewa).

Lahir di Chicago AS, Paus berusia 69 tahun itu menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai misionaris di Peru dan juga memiliki kewarganegaraan Peru.

Robert Prevost, seorang yang kurang dikenal di dunia dan baru menjadi kardinal dua tahun lalu, terpilih menjadi Paus pada tanggal 8 Mei setelah konklaf singkat para kardinal yang berlangsung hanya 24 jam menggantikan Paus Fransiskus, asal Argentina, yang meninggal pada tanggal 21 April setelah memimpin Gereja selama 12 tahun.

Dalam homilinya yang dibacakan dalam bahasa Italia, Paus Leo mengatakan bahwa sebagai pemimpin 1,4 miliar umat Katolik Roma di dunia, ia tidak akan gentar menghadapi tantangan modern dan bahwa, setidaknya dalam isu-isu sosial seperti memerangi kemiskinan dan melindungi lingkungan, ia akan melanjutkan warisan Paus Fransiskus.

Tantangan Dunia

Paus Leo mengatakan para kardinal yang memilihnya telah memilih seseorang yang mampu melestarikan warisan iman Kristen yang kaya dan, pada saat yang sama, berpandangan ke masa depan, untuk menghadapi pertanyaan, keprihatinan, dan tantangan dunia saat ini.

"Ini bukan masalah menangkap orang lain dengan paksa, dengan propaganda agama atau dengan cara kekuasaan. Sebaliknya, ini hanya masalah mencintai, seperti yang Yesus lakukan," kata Paus.

"Saudara-saudari, saya ingin agar keinginan besar kita yang pertama adalah Gereja yang bersatu, suatu tanda kesatuan dan persekutuan, yang menjadi ragi bagi dunia yang berdamai," katanya.

Mengacu pada Santo Petrus, rasul Kristen abad ke-1 yang darinya para paus memperoleh wewenang, Paus Leo berkata: "Petrus harus menggembalakan kawanan domba tanpa pernah menyerah pada godaan untuk menjadi seorang otokrat, memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadanya. Sebaliknya, ia dipanggil untuk melayani iman saudara-saudarinya, dan berjalan bersama mereka".

Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio hadir dalam kesempatan itu. Pemimpin dunia lainnya yaitu Presiden Peru, Israel dan Nigeria, Perdana Menteri Italia, Kanada dan Australia, Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Para bangsawan Eropa hadir dekat altar utama, termasuk Raja Spanyol Felipe dan Ratu Letizia.

Dalam pelantikan, Paus Leo menerima busana liturgi yang dikenal sebagai pallium, selempang dari wol domba yang melambangkan perannya sebagai seorang gembala, dan "cincin nelayan", yang mengingatkan pada paus pertama, Santo Petrus, yang adalah seorang nelayan.

Cincin meterai emas seremonial dibuat khusus untuk setiap paus baru dan dapat digunakan oleh Paus Leo untuk menyegel dokumen, meskipun tujuan ini sudah tidak digunakan lagi di zaman modern.

D
Diapari Sibatangkayu
Penulis
  • Tag:
  • Paus Leo XIV
  • serukan persatuan

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE