Indonesia Jadi Negara Prioritas dalam Negosiasi Tarif Resiprokal dengan Amerika Serikat

JAKARTA, GENVOICE.ID - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diterima untuk memulai negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat (AS), menyusul kebijakan yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump.

"Indonesia ini merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal," ujar Airlangga dikutip dari Antara, Jumat (18/4).

Indonesia Jadi Negara Prioritas dalam Negosiasi Tarif Resiprokal dengan Amerika Serikat
- (Dok. BBC International).

Selain Indonesia, sejumlah negara seperti Vietnam, Jepang, dan Italia juga telah melakukan komunikasi serupa dengan pemerintah AS.

Airlangga menjelaskan bahwa delegasi Indonesia secara aktif menjalin komunikasi dengan pejabat terkait di AS, termasuk melalui pertemuan daring dengan Secretary of Commerce AS, Howard Lutnick. Hasil dari pendekatan ini adalah kesepakatan kedua negara untuk menyelesaikan negosiasi tarif resiprokal dalam kurun waktu 60 hari ke depan.

"AS memberikan respons positif terhadap berbagai usulan Indonesia, dan telah menyatakan kesiapannya untuk membahas lebih lanjut di tingkat teknis guna mencapai solusi yang konstruktif dan saling menguntungkan," kata Airlangga.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan sejumlah poin penting yang menjadi dasar usulan negosiasi. Di antaranya adalah rencana peningkatan pembelian energi dari AS, meliputi LPG, minyak mentah, dan gasoline.

Selain itu, Indonesia juga menyatakan niat untuk memperluas impor produk agrikultur, seperti gandum, kedelai, susu kedelai, serta barang-barang modal dari Amerika Serikat.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia menjanjikan fasilitasi perizinan dan insentif bagi perusahaan-perusahaan asal AS yang beroperasi di Indonesia, guna mendorong kelancaran bisnis mereka.

Airlangga juga menambahkan bahwa Indonesia menawarkan kerja sama strategis di sektor mineral kritis, serta penyederhanaan prosedur impor untuk produk-produk hortikultura dari Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia mendorong agar investasi dilakukan secara business-to-business, bukan semata melalui skema antar pemerintah. Dalam jangka panjang, Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya di bidang pendidikan, sains, teknologi, teknik, matematika (STEM), ekonomi digital, hingga sektor jasa keuangan.

"Indonesia juga mengangkat isu sektor finansial yang selama ini lebih menguntungkan AS, dan kami berharap ada keseimbangan dalam kerja sama ini," tegas Airlangga.

Dengan komitmen dari kedua pihak untuk mempercepat proses negosiasi, diharapkan hubungan dagang Indonesia-AS dapat terus berkembang secara adil dan saling menguntungkan.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Donald Trump
  • tarif

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE