Jesse Armstrong Kembali dengan Film 'Mountainhead', Potret Satir Dunia Miliarder di Bidang Teknologi

JAKARTA, GENVOICE.ID - Setelah kesuksesan besar serial "Succession" yang berakhir dua tahun lalu, penciptanya, Jesse Armstrong, kini kembali dengan proyek baru yang menjadi debut penyutradaraannya. Namun, meski sempat ragu, ia akhirnya kembali menyoroti kehidupan orang-orang super kaya.

"Sebenarnya, saya mencoba melakukan hal lain," ujar Armstrong, dilansir dari The Hollywood Reporter, Rabu, (28/5).

Dalam pemutaran perdana film Mountainhead di New York City pada Kamis malam.

"Khususnya, saya pikir mungkin saya ingin mengerjakan sesuatu yang bukan lagi tentang dunia orang kaya."

Namun pikirannya berubah setelah melakukan riset mendalam tentang para miliarder teknologi.

"Saya melakukan sejumlah riset untuk sebuah tulisan, dan saya tidak bisa berhenti memikirkan cara mereka berbicara di depan publik," katanya.

Dengan tagline "Humanity is in their hands", Mountainhead mengikuti kisah sekelompok sahabat miliarder yang berkumpul kembali di rumah pegunungan saat krisis ekonomi global melanda. Empat tokoh utama dalam film ini adalah Randall (diperankan oleh Steve Carell), Jeff (Ramy Youssef), Souper (Jason Schwartzman), dan Venis (Cory Michael Smith).

Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan, karakter-karakter dalam film ini diyakini terinspirasi oleh tokoh nyata seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Marc Andreessen.

Steve Carell menggambarkan betapa menantangnya menyelami peran sebagai seseorang yang memiliki kekayaan nyaris tak terbatas. "Ketika seseorang memiliki kekayaan antara 60 hingga 200 miliar dolar AS, angkanya sendiri hampir kehilangan makna," ujar Carell.

Carell menjelaskan bahwa karakternya mengalami penurunan peringkat dalam "hierarki" grup karena pengaruh AI.

"Secara teknis, antara 60 miliar dan 200 miliar dolar AS tidak ada banyak perbedaan dalam hal daya beli. Tapi dalam kelompok ini, berada di posisi kedua dan terancam tergeser ke ketiga adalah masalah besar," tambahnya.

Cory Michael Smith mengungkap bahwa proses persiapan untuk perannya berlangsung sangat cepat.

"Kami hanya punya beberapa minggu dari saat dipilih hingga mulai syuting, dan skrip pun belum selesai saat itu," ungkapnya.

Untuk mengatasi hal ini, Smith menjalani sesi intensif latihan dialog selama sepekan penuh.

"Saya duduk bersama seorang pelatih hampir sepanjang hari, enam sampai delapan jam, hanya untuk menghafal seluruh naskah sebelum berangkat ke Utah," katanya.

Smith juga menggarisbawahi pentingnya memahami bahasa dan gaya bicara para tokoh teknologi.

"Ada kosakata dan jargon yang sangat khas. Latihan itu sangat penting agar saya terlihat fasih dan bisa menyampaikan dialog dengan kecepatan yang tepat."

Meski mengangkat tema serius, suasana di lokasi syuting tidak selalu tegang. Smith menceritakan bagaimana ia dan Youssef melepas penat di malam hari dengan menonton film aksi.

"Kami nonton John Wick 1 dan 2 larut malam. Kami hanya ingin melihat film yang benar-benar brutal," ujarnya sambil tertawa.

Armstrong menekankan pentingnya merilis Mountainhead secepat mungkin karena relevansinya yang tinggi dengan dunia teknologi modern.

"Ketika orang menonton film ini, mereka akan sadar bahwa ini adalah cerminan dari dunia kita saat ini," jelasnya.