Profesi yang Terancam Digantikan Revolusi Teknologi AI pada 5 Tahun Mendatang
Survei World Economic Forum meluncurkan laporan tahunan berjudul The Future of Jobs Report 2025 yang menyoroti bagaimana teknologi akan memengaruhi transformasi industri dan lapangan pekerjaan.
Laporan tersebut diawali dengan menjabarkan lima makrotren (tren besar) yang memengaruhi pasar tenaga kerja, yakni perubahan teknologi, transisi hijau, fragmentasi geoekonomi, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan demografi.
Dalam ranah teknologi, survei tersebut menonjolkan tiga teknologi utama yang berdampak besar mentransformasi lapangan kerja, diantaranya adalah robot dan sistem otonom (mentransformasi 58% lapangan kerja), penyimpanan energi (transformasi 41%), serta teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Teknologi AI dan pemrosesan informasi diperkirakan memberikan dampak terbesar - dengan 86% responden memperkirakan teknologi ini akan mentransformasi bisnis mereka pada 2030.
Pekerjaan di bidang perawatan, termasuk perawat profesional atau pekerja konselor diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan dalam lima tahun ke depan, didorong oleh tren demografi, terutama populasi yang menua.
Peran terkait pendidikan seperti dosen universitas, guru pendidikan tinggi, dan guru sekolah menengah juga diperkirakan menjadi pencipta lapangan kerja terbesar secara global selama lima tahun ke depan, yang didorong meluasnya akses digital.
Namun, sebaliknya, pekerja administratif dan sekretaris termasuk dalam kategori pekerjaan yang diprediksi mengalami penurunan bersih terbesar. Tidak hanya itu, penjaga kasir atau tiket, pembantu rumah tangga, akuntan atau karyawan pembukuan, customer service, serta petugas keamanan juga termasuk dalam golongan kategori lapangan pekerjaan yang diperkirakan mengalami penurunan.
Interaksi antara manusia, mesin, dan algoritma sedang mendefinisikan ulang peran pekerjaan di berbagai industri, yang otomatis diperkirakan akan mendorong perubahan dalam cara kerja manusia.
Responden survei Future of Jobs memperkirakan bahwa saat ini, 47% tugas kerja dilakukan terutama oleh manusia saja, 22% dilakukan terutama oleh teknologi (mesin dan algoritma), dan 30% diselesaikan melalui kombinasi keduanya.
Namun, sejak peluncuran ChatGPT pada November 2022, aliran investasi ke AI meningkat hampir delapan kali lipat, seperti dikutip dari laporan resmi The Future of Jobs Report 2025.
Permintaan akan keterampilan GenAI, baik oleh bisnis maupun individu, juga meningkat pesat. Meskipun adopsi AI secara umum masih relatif rendah, dengan hanya sebagian kecil perusahaan yang menggunakannya pada 2023, adopsinya berkembang pesat, meskipun tidak merata di berbagai sektor.
Studi lain menunjukkan bahwa GenAI dapat meningkatkan pekerjaan berbasis pengetahuan jika diterapkan secara tepat sesuai kemampuannya, tetapi berisiko menghasilkan hasil yang merugikan jika pengguna menggunakannya tanpa disadari melebihi batas kemampuannya.
0 Comments





- Kecelakaan Pesawat Ambulans di Philadelphia, 7 Orang Tewas dan 19 Terluka
- Koin Jagat: Aplikasi Berburu Uang yang Lagi Viral di Kalangan Warganet
- Pesan Rahasia di Rambut Kate Middleton di Parade St. Patrick’s Day? Netizen Auto Spekulasi!
- Bridesmaid Dibikin Syok! Calon Pengantin Ini Minta Bayaran Rp17 Juta untuk Jadi Pendampingnya
- Pesona Danau Sevan, Destinasi Alam Epik di Pegunungan Armenia
- Final Destination 6: Bloodlines, Bakal Tayang 16 Mei 2025
- Hukuman Harvey Moeis Diperberat Jadi 20 Tahun, Kejagung Hormati Keputusan Hakim
- Gugatan Pelecehan Seksual terhadap Jay-Z dan Diddy Dicabut
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!