Proyek Pariwisata Milik Trump di Indonesia Dihentikan, Masalah Lingkungan Jadi Sorotan
JAKARTA, GENVOICE.ID - Pemerintah Indonesia menghentikan proyek pariwisata raksasa milik Presiden AS Donald Trump di Lido, Jawa Barat, dengan alasan pencemaran lingkungan.
Dilansir dari EuroNews, keputusan ini diambil setelah ditemukan masalah serius dalam pengelolaan lingkungan, terutama terkait sedimentasi yang mengancam Danau Lido.
Proyek seluas 130 kilometer persegi ini digagas oleh miliarder Indonesia, Hary Tanoesoedibjo, yang juga merupakan mitra bisnis Trump. Sejak diumumkan, proyek bernama "Lido City" itu dirancang sebagai kawasan wisata mewah, termasuk resor, lapangan golf, dan hotel bintang enam yang dikelola oleh Trump Organization.
Namun, pembangunan yang masif ini menimbulkan kekhawatiran bagi para pegiat lingkungan. Lokasi proyek berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, salah satu kawasan konservasi terpenting di Pulau Jawa. Para ahli khawatir pembangunan tersebut akan berdampak buruk pada ekosistem sekitar.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan bahwa salah kelola air hujan di resor tersebut menyebabkan sedimentasi yang signifikan di Danau Lido. Akibatnya, ukuran danau menyusut hingga setengahnya, kini hanya tersisa 120.000 meter persegi.
"Ketidaksesuaian antara rencana lingkungan dan pelaksanaan fisik menjadi perhatian serius dalam pelestarian sumber daya alam," ujar Ardyanto Nugroho, Direktur Pengaduan, Pemantauan, dan Penegakan Hukum Lingkungan KLHK.
Pemerintah saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam proses penegakan hukum terhadap proyek tersebut.
Budi Rustanto, Direktur Utama PT MNC Land, perusahaan yang membangun Lido City telah membantah bahwa proyeknya menjadi penyebab utama sedimentasi. Ia menegaskan bahwa masalah ini juga disebabkan oleh proyek-proyek lain di sekitar danau, termasuk pembangunan perkantoran dan pemukiman masyarakat.
"Sejak 2013, kami sudah berupaya mengatasi masalah pendangkalan danau. Ini bukan hanya karena proyek kami, tetapi juga karena faktor eksternal lainnya," kata Rustanto.
Ia menambahkan bahwa perusahaan berencana melakukan pengerukan untuk mengatasi masalah ini.
Gunung Gede Pangrango merupakan rumah bagi banyak spesies langka, termasuk kukang jawa, macan tutul jawa, dan elang jawa. Para pemerhati lingkungan khawatir bahwa pengembangan Lido City akan semakin mempersempit habitat satwa liar yang sudah terancam punah.
Meizani Irmadhiany, Ketua Eksekutif Konservasi Indonesia, menekankan bahwa kawasan Lido adalah daerah tangkapan air yang penting bagi masyarakat Jawa Barat dan Jakarta.
"Sudah saatnya sektor bisnis memprioritaskan prinsip keberlanjutan sebelum dan selama pembangunan," tegasnya.
Pemasangan papan bertuliskan "di bawah pengawasan" di sekitar Danau Lido menandai langkah tegas pemerintah dalam mengawasi proyek ini. Keputusan penghentian proyek ini disambut baik oleh para aktivis lingkungan, yang melihatnya sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menegakkan aturan lingkungan.
Dengan status Kawasan Ekonomi Khusus yang dimiliki Lido City, proyek ini memang diharapkan menjadi destinasi wisata kelas dunia. Namun, tanpa tata kelola lingkungan yang baik, pembangunan tersebut berisiko membawa dampak buruk jangka panjang bagi ekosistem dan masyarakat sekitar.
0 Comments





- Sarah Michelle Gellar Kembali! Buffy Reboot di Hulu Temukan 'Slayer' Baru yang Mengejutkan
- Rasio Pinggang-Panggul dan Diet Sehat Dapat Meningkatkan Kesehatan Otak di Usia Tua
- Google Terancam Dikenai Sanksi atas Dugaan Pelanggaran Aturan UE tentang Big Tech
- Aplikator Pastikan Layanan Ojol Tetap Berjalan Normal Saat Aksi 205
- UNESCO Resmi Akui Geopark Kebumen dan Meratus sebagai UNESCO Global Geopark
- Antisipasi Lonjakan Pengunjung, Monas Tambah Loket Tiket dan Hadirkan Atraksi Spesial di Libur Lebaran
- Australia Pede Hadapi Tiongkok Usai Bantai Indonesia 5-1, Popovic Yakin Timnya Kian Solid
- Berikut Hal Mengerikan yang Mungkin Terjadi Jika Revisi UU TNI Telah Disahkan
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!