Rasio Pinggang-Panggul dan Diet Sehat Dapat Meningkatkan Kesehatan Otak di Usia Tua
JAKARTA, GENVOICE.ID - Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti mulai meneliti rasio pinggang-panggul (WHR) sebagai alternatif yang lebih akurat untuk menilai kesehatan seseorang, apalagi untuk peningkatan kesehatan otak di usia tua.
Dilansir dari Medical News Today, penelitian terbaru mengungkap bahwa memiliki WHR yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan kognitif. Sebuah studi yang baru dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open menemukan bahwa orang yang mengikuti pola makan sehat dan memiliki WHR lebih rendah di usia paruh baya cenderung memiliki kesehatan otak dan kognitif yang lebih baik di usia lanjut.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data kesehatan dari peserta Whitehall II Study selama 30 tahun. Pengukuran pola makan dan WHR dilakukan tiga kali dalam periode tersebut. Beberapa peserta juga menjalani pemindaian otak MRI dan tes kognitif sebagai bagian dari Whitehall II Imaging Substudy.
Daria E. A. Jensen, DPhil, seorang peneliti pascadoktoral di Klinik Neurologi Kognitif di University Medical Center Leipzig dan peneliti tamu di University of Oxford, menjelaskan bahwa usia paruh baya adalah periode krusial untuk melakukan intervensi pencegahan guna menjaga kesehatan kognitif dan mengurangi risiko demensia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan sehat dan WHR yang lebih rendah di usia paruh baya berhubungan dengan konektivitas struktural dan fungsional yang lebih baik di hippocampus pada usia lanjut. Hippocampus adalah bagian otak yang berperan penting dalam memori dan pembelajaran.
Selain itu, penelitian menemukan bahwa WHR yang lebih rendah di usia paruh baya berhubungan dengan daya ingat kerja dan fungsi eksekutif yang lebih baik di usia lanjut. Daria E. A. Jensen menambahkan bahwa lemak abdominal yang tinggi di usia paruh baya dikaitkan dengan skor kognitif yang lebih rendah dalam berbagai aspek, termasuk kefasihan berbicara, memori episodik, daya ingat kerja, dan fungsi eksekutif.
"Kesehatan metabolik di usia paruh baya dapat memengaruhi struktur otak, yang pada akhirnya berdampak pada hasil kognitif," ujar Jensen.
Hal ini memperkuat teori bahwa faktor risiko gaya hidup dapat memengaruhi kesehatan otak melalui perubahan mikrostruktur otak, sehingga diperlukan intervensi sejak usia paruh baya untuk mendukung kesejahteraan kognitif jangka panjang.
Molly Rapozo, RDN, ahli gizi di Pacific Neuroscience Institute di Providence Saint John's Health Center, menyambut baik penelitian ini karena dapat membantu orang membuat keputusan berbasis bukti untuk mencegah penyakit kronis seperti Alzheimer.
"Studi ini menyoroti dampak besar gaya hidup, khususnya pola makan dan manajemen lemak perut, terhadap kesehatan otak dan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia," kata Rapozo.
Ia juga menekankan bahwa dengan meningkatnya populasi lansia global, penting untuk menemukan strategi pencegahan guna mengurangi risiko penurunan kognitif dan demensia.
Monique Richard, MS, RDN, LDN, ahli gizi dan pemilik Nutrition-In-Sight, membagikan beberapa tips untuk menjaga pola makan berkualitas tinggi dan WHR yang lebih rendah guna melindungi kesehatan otak:
-
Konsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi nutrisi yang tepat.
-
Mengonsumsi berbagai sayuran, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, dan lemak sehat seperti minyak zaitun dan ikan berlemak.
-
Minum cukup air dan memilih minuman tanpa pemanis tambahan.
-
Memahami komposisi makanan saat makan di luar.
-
Berolahraga minimal 150 menit per minggu dengan kombinasi latihan aerobik dan angkat beban.
-
Mengurangi waktu layar dan meningkatkan interaksi sosial saat makan.
-
Terus belajar hal baru seperti bahasa, tarian, atau hobi baru untuk menstimulasi otak.
-
Mengonsumsi kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang mete.
-
Membatasi konsumsi alkohol dan berhenti merokok.
-
Mendapatkan cukup sinar matahari dan memastikan asupan vitamin D tercukupi.
-
Mengelilingi diri dengan lingkungan yang positif, penuh dukungan, dan kasih sayang.
"Tidak ada kata terlambat untuk membuat perubahan atau merasakan manfaat dari perubahan tersebut," ujar Richard.
Ia juga menambahkan bahwa makanan memiliki peran penting dalam kesehatan secara keseluruhan, termasuk koneksi sosial dan kesejahteraan emosional.
Dengan semakin banyaknya bukti yang mendukung peran WHR dan pola makan sehat dalam menjaga kesehatan otak, penelitian ini menjadi pengingat penting bahwa gaya hidup kita di usia paruh baya dapat berdampak besar pada kesejahteraan kognitif kita di masa depan.
0 Comments





- Bagaimana Kondisi Tubuh Manusia Ketika Berada di Luar Angkasa Sembilan Bulan? Ini Penjelasannya
- Wes Anderson Sindir Tarif Trump untuk Film Luar Negeri, Ungkap Detail "The Phoenician Scheme" di Cannes
- Khusus Pecinta Fotografi! Canon Luncurkan PowerShot V1, Kamera Saku Video-Sentris dengan Performa Tinggi
- Penjualan Buku Fiksi Ilmiah dengan Sub Genre 'Romantasy' Melonjak, Sudah Pernah Baca?
- Produser 'Kimi no Nawa' Divonis 4 Tahun Penjara atas Kasus Eksploitasi Anak
- Langgar Uji Emisi di Jakarta Timur, Pemilik Kendaraan Terancam Denda Maksimal Rp50 Juta
- Kenali Fitur Baru Grok AI yang Bisa Akses Kamera Anda Secara Real-Time!
- Brazil Dipermalukan Argentina 4-1, Marquinhos Minta Maaf ke Fans
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!