Tren Ritual Malukat di Bali, Antara Spiritualitas dan Kekhawatiran Akan Komersialisasi
Di tengah keheningan lembah Sungai Pakerisan dekat Ubud, Bali, berdiri Pura Mengening yang berusia lebih dari 1.000 tahun. Dilansir dariBBC International, situs Warisan Dunia UNESCO ini menyatu dengan alam sekitarnya, hanya ditemani suara gemericik air suci yang mengalir dari pancurannya ke kolam-kolam di bawah. Di balik keindahan dan ketenangannya, kini ada pemandangan baru, deretan wisatawan Barat bersarung, bergantian membasuh kepala di bawah pancuran air dingin untuk mencari kedamaian batin.
Ritual purifikasi yang dikenal sebagai Malukat ini dipercaya umat Hindu Bali dapat menghapus penderitaan, membawa ketenangan, dan membangun keseimbangan jiwa. Setelah pandemi, ritual ini menjadi magnet bagi wisatawan asing yang mencari pengalaman spiritual. Video TikTok yang menampilkan wisatawan menjalani upacara di pura kuno atau air terjun suci semakin memopulerkan ritual ini.
Banyak hotel mewah di Bali kini menawarkan pengalaman Malukat sebagai bagian dari paket kebugaran mereka. Anantara Ubud, misalnya, memasukkan ritual ini ke dalam menu wellness mereka dengan melibatkan pendeta desa setempat. Sementara itu, Intercontinental Bali Jimbaran melaporkan peningkatan 15 kali lipat dalam permintaan tamu untuk mengikuti Malukat sejak pandemi.
Menurut Marlowe Bandem, kurator Museum Saka di Bali, Malukat berasal dari kata Sansekerta "lukat," yang berarti "bebas dari penderitaan."
Ritual ini dilakukan pada hari-hari tertentu berdasarkan kalender Bali, seperti bulan purnama, bulan baru, atau hari ulang tahun Bali seseorang (yang jatuh setiap 210 hari). Upacara dapat dilakukan di pura, sungai, atau laut, di bawah bimbingan seorang pendeta.
"Air suci dalam ritual ini melambangkan esensi kehidupan," jelas Bandem.
Prosesi dilengkapi dengan doa, mantra, suara lonceng, dan asap dupa yang menyampaikan doa ke surga. Syarat utama adalah ketulusan hati dan niat yang murni.
Banyak wisatawan tertarik mencoba Malukat untuk mencari kedamaian atau melepaskan beban emosional. Amanda Rollins, seorang kreator konten asal Amerika, mengaku terinspirasi dari video TikTok dan mengeluarkan sekitar Rp 1.950.000 untuk mengikuti ritual di Ubud. Dalam upacara itu, ia diberkati dengan air suci dan diminta berteriak untuk melepaskan energi negatif.
Andrea Elliott, seorang wisatawan dari Texas, mengatakan dirinya ingin memulai babak baru setelah kehilangan pekerjaan. Dia memilih ritual Malukat di pura berusia 1.000 tahun untuk mencari arahan hidup.
Psikolog klinis asal Inggris, Dr. Marianne Trent, menyebut bahwa ritual seperti ini memberikan struktur emosional yang mungkin tidak dimiliki dalam budaya Barat.
"Ritual ini bisa menjadi simbol pembebasan dari masa lalu menuju versi diri yang lebih baik," katanya.
Namun, semakin populernya Malukat juga menuai kekhawatiran dari masyarakat lokal. Dewa Gede Bawa, seorang guru yoga di Ubud, mengatakan bahwa meskipun ia menghargai minat wisatawan, ia merasa tradisi ini terlalu terekspos hingga kehilangan makna aslinya.
"Banyak orang melihat ini sebagai tren dan itu membuat saya khawatir. Kebijaksanaan ini sering kali dilupakan karena desakan ekonomi pasca-pandemi," ujar Dewa.
Dia juga mengingatkan pentingnya menjalani ritual sesuai aturan, seperti mengenakan sarung dan menjaga sikap hormat. Beberapa pelanggaran, seperti seorang turis yang viral karena tidak memakai sarung saat ritual di Tirtha Empul, dianggap mencederai kesucian upacara.
Bandem menekankan pentingnya melibatkan pendeta dalam Malukat untuk menjaga keaslian dan tata cara tradisional.
"Jika doa yang khusyuk digantikan dengan selfie dan transaksi komersial, ritual ini kehilangan esensi sejatinya," katanya.
Malukat kini menjadi simbol persimpangan antara tradisi suci dan daya tarik modern. Bagi para pelaku ritual maupun penyelenggara, tantangannya adalah menjaga keseimbangan antara melestarikan tradisi dan merangkul dunia luar tanpa kehilangan makna aslinya.
0 Comments





- Kisah Perjalanan Sukses Jack Cowin Hingga Ciptakan 150 Ribu Lapangan Kerja
- Dari Home Depot ke Handy Famm, Mewujudkan Alat DIY yang Membawa Keluarga Lebih Dekat
- Koki Taiki Mano Berhasil Bawa Jepang Juarai Kejuaraan Dunia Pâté en Croûte
- Resep Kentang Panggang Telur dan Keju Leleh, Menu Sarapan Rendah Kalori yang Menyehatkan Tubuh
- Kesehatan Fisik dan Gaya Hidup Dapat Deteksi Risiko Demensia 20 Tahun Lebih Awal
- Kematian Pertama Akibat Flu Burung di AS, Kekhawatiran Penularan Terhadap Manusia Meningkat
- 8 Tanda Tubuh Anda Sehat Secara Alami
- Bikin Netizen Heboh! Seekor Buaya di Kalimantan Diduga Telah Belajar 'Menipu' untuk Memikat Mangsa Manusia
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!