Tren Thrifting dan Fashion Sustainable Naik Daun Saat Brand Mewah Berjuang?

YOGYAKARTA, GENVOICE.ID - Hai, Gens! Siapa sangka, brand fashion mewah sekelas Burberry lagi nggak baik-baik aja? Yup, kabar mengejutkan datang dari Inggris. Burberry baru aja ngumumin bakal 'merumahkan' alias PHK sekitar 1.700 karyawannya di seluruh dunia.

Katanya sih, ini biar perusahaan lebih efisien di tengah tekanan bisnis. Burberry sendiri nyebut ada 'perkembangan geopolitik' yang bikin ekonomi nggak pasti. Anehnya, mereka justru catat laba lumayan (Rp 572 miliar) di tengah berita PHK ini. Tapi, penjualan mereka emang lagi turun, terutama di Asia Pasifik. Nah, penurunan penjualan ini nih yang menarik buat dilihat.

Di tengah kabar brand mewah kayak Burberry yang lagi 'goyang' gini, tren fashion anak muda justru makin kenceng ke arah yang beda. Yup, thrifting alias belanja baju bekas makin hits banget! Selain super ramah di kantong, thrifting ini juga dianggap gaya hidup yang lebih sustainable. Artinya, kita ikut mengurangi limbah fashion dengan ngasih 'nyawa baru' buat baju-baju bekas.

"Sekarang banyak temenku yang makin sadar soal fashion sustainable," kata Maya, mahasiswa desain mode. "Mereka lebih milih cari barang unik di thrift shop. Selain harganya jauh lebih murah, kita kan juga bantu mengurangi sampah fashion. Rasanya lebih 'bernilai' dibanding cuma ngikutin tren fast fashion atau brand mahal yang produksi terus-terusan."

Maya bilang lagi, "Mungkin brand-brand besar kayak Burberry harus mulai lirik nih tren sustainable ini kalau nggak mau makin ketinggalan."

Burberry sendiri juga coba strategi baru biar nggak makin terpuruk, kayak fokus ke item-item klasik mereka.

Jadi, dengan makin 'goyangnya' brand mewah dan tren thrifting yang makin naik daun karena dianggap lebih sustainable, apakah ini tandanya anak muda Indonesia makin mantap pilih gaya hidup fashion yang lebih ramah lingkungan? Kamu setuju?