Koki Taiki Mano Berhasil Bawa Jepang Juarai Kejuaraan Dunia Pâté en Croûte
Taiki Mano mengejutkan para juri dengan kreasinya, ia membuat pâté en croûte berlapis daun emas, membuktikan bahwa Jepang mungkin akan menjadi penguasa baru dari hidangan tradisional Prancis ini.
Dilansir dari Euro News, Jepang kembali berjaya di Kejuaraan Dunia Pâté en Croûte, edisi ke-15 dari turnamen yang diadakan di ibu kota gastronomi Prancis, Lyon. Taiki Mano, seorang koki di restoran Les Saisons Hotel Imperial Tokyo, meraih juara pertama dengan pâté en croûte berlapis emas yang diberi cita rasa bebek, foie gras, daging babi, sweetbread, dan lada hijau.
Posisi kedua diraih oleh Seigo Ishimoto, koki asal Jepang di restoran Le Coeur di Kobe, dengan pâté musim gugur beraroma yuzu yang terbuat dari hati ayam, foie gras, dan jamur trumpet hitam.
Meskipun tidak sepenuhnya mengecewakan bagi tuan rumah Prancis karena membawa pulang lima dari enam penghargaan lainnya, kehilangan posisi teratas tetap menjadi pukulan bagi negara yang menganggap hidangan ini sebagai ikon nasional. Dari lima Kejuaraan Dunia Pâté en Croûte terakhir, empat kali dimenangkan oleh koki Jepang.
Frédéric Le Guen-Geffroy, koki Prancis di Club TP90 Paris, mematahkan tren ini tahun lalu dengan memenangkan juara pertama berkat kreasi yang menampilkan daging babi organik, bebek Muscovy, jamur chanterelle, serta isian ayam dan pistachio yang tipis.
Sebelumnya, koki Jepang Ryutaro Shiomi memenangkan kejuaraan tahun 2022, dengan anggota juri Christoph Paucod berkomentar, "Kegemaran akan pie ini adalah karena orang Jepang adalah perfeksionis. Mereka mencintai kualitas pekerjaan mereka. Mereka mencintai masakan Prancis dan produknya. Dan saya pikir Jepang saat ini telah jatuh cinta pada pie. Mereka tidak mencari pengakuan."
Pâté en Croûte, sebuah pie yang berisi daging yang dibungkus dengan adonan pastry, memiliki sejarah panjang dan menarik di Prancis. Diciptakan pada Abad Pertengahan dan dijual di Paris, awalnya kulit pie ini tidak dimaksudkan untuk dimakan, melainkan sebagai kemasan untuk mengawetkan daging di dalamnya.
Baru pada masa Renaisans, kulit ini menjadi layak dimakan, berkembang menjadi bentuk yang semakin mewah, diberi rasa dengan pâté yang rumit, dan dihias dengan indah untuk disajikan di jamuan kerajaan. Era haute cuisine di Prancis abad ke-18 membawa kebangkitan hidangan ini, menjadikan Pâté en Croûte sebagai salah satu makanan gourmet paling dihormati di negara tersebut, sebuah contoh seni kuliner pada puncaknya.
Kejuaraan Dunia Pâté en Croûte didirikan pada tahun 2009 untuk "melestarikan tradisi kuliner Prancis yang telah berusia berabad-abad," seperti yang dinyatakan di situs web resmi mereka.
Selama satu dekade, Prancis dengan bangga mempertahankan posisi pertama hingga tahun 2015, ketika Belgia mengambil alih.
Terkait kekalahan terbaru ini, penyiar nasional Prancis, France 3, menyebut bahwa "orang Prancis kecewa, tetapi sportif."
Olivier Nicolau, seorang koki di restoran Arraditz di Prancis selatan, yang dianugerahi 'penghargaan elegansi', mengatakan, "Ini adalah final keempat saya dan setiap kali, pemenangnya adalah koki Jepang. Mereka sangat hebat."
Sementara itu, finalis Prancis lainnya, Baptiste Pignol, menyatakan bahwa kompetisi ini justru semakin memotivasi untuk kembali dengan lebih baik.
"Pâté en croûte adalah pengalaman yang memerlukan ketelitian seperti membuat jam tangan. Kami datang untuk bersenang-senang, tetapi kami banyak belajar. Kami akan kembali lebih kuat tahun depan," ungkapnya dengan tenang.
0 Comments





- Tren Ritual Malukat di Bali, Antara Spiritualitas dan Kekhawatiran Akan Komersialisasi
- Kesehatan Fisik dan Gaya Hidup Dapat Deteksi Risiko Demensia 20 Tahun Lebih Awal
- Ingin Tau Ramalan Zodiak Tentang Hubungan Asmara Anda di Awal Tahun Ini? Berikut Adalah Prediksinya
- Shireland CBSO Academy, Sekolah Revolusioner yang Mengintegrasikan Musik dalam Kehidupan Sehari-hari
- Kisah Perjalanan Sukses Jack Cowin Hingga Ciptakan 150 Ribu Lapangan Kerja
- Boba Bhai Peroleh Dana Seri A, Siap Hadir di Kota-Kota Baru
- Makanan Tradisional Würstelstand Vienna Resmi Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Austria
- Intip Momen Paling Romantis dan Ikonik dari Para Selebriti di Golden Globes 2025
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!