Ukraina dan Rusia Sepakati Tukar Tawanan, Tapi Gagal Capai Gencatan Senjata

JAKARTA, GENVOICE.ID - Pembicaraan antara delegasi Ukraina dan Rusia di Istanbul pada Senin lalu berakhir tanpa tercapainya kesepakatan soal gencatan senjata, namun kedua pihak setuju untuk memperbesar skala pertukaran tahanan perang (PoW).

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengumumkan bahwa kedua belah pihak sepakat menukar 1.000 tawanan masing-masing, dengan kemungkinan tambahan pertukaran 200 tahanan lagi. Selain itu, mereka juga sepakat untuk mengembalikan jenazah prajurit yang gugur, meski prosesnya akan memerlukan persiapan yang matang.

Ukraina dan Rusia Sepakati Tukar Tawanan, Tapi Gagal Capai Gencatan Senjata
- (Dok. Atlantic Council).

Meskipun Zelenskyy tidak ikut langsung dalam pembicaraan itu, ia menyatakan saat berkunjung ke Lithuania bahwa sanksi terhadap Rusia harus diperketat jika Moskow menolak gencatan senjata. Delegasi Ukraina memberikan daftar hampir 400 anak yang diculik kepada pihak Rusia, namun hanya sepakat untuk mengupayakan pengembalian 10 anak.

Fokus utama pertukaran tahanan adalah para prajurit yang terluka, sakit, serta anggota militer muda berusia 18 hingga 25 tahun. Pihak Rusia mengonfirmasi semua tahanan sakit dan terluka akan dimasukkan dalam pertukaran tersebut.

Pertemuan berlangsung di Ç?ra?an Palace, sebuah gedung bersejarah yang kini berfungsi sebagai hotel mewah di tepi Bosphorus, Istanbul. Dalam suasana formal, kedua delegasi duduk berhadapan dengan jarak sekitar 10 meter. Rombongan Rusia hadir dengan setelan gelap, sementara delegasi Ukraina mengenakan seragam militer. Proses negosiasi berlangsung kurang dari dua jam.

Rustem Umerov, kepala negosiator Ukraina sekaligus Menteri Pertahanan, menegaskan bahwa pengembalian anak-anak yang diculik merupakan prioritas utama. Ia menyatakan bahwa jika Rusia serius ingin damai, maka pengembalian setidaknya setengah dari anak-anak yang ada di daftar tersebut adalah langkah positif.

Di sisi lain, Vladimir Medinsky, pimpinan delegasi Rusia, hanya mengonfirmasi telah menerima daftar 339 nama anak yang ingin dikembalikan Ukraina tanpa komentar lebih lanjut.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag pada 2023 sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Vladimir Putin dan seorang pejabat senior Rusia terkait deportasi ilegal anak-anak Ukraina.

Dalam pertemuan ini, pihak Rusia menolak usulan Ukraina untuk gencatan senjata tanpa syarat selama sebulan. Sebagai gantinya, mereka menyerahkan proposal tertulis yang kini masih dipelajari oleh pihak Ukraina, dengan rencana pembicaraan lanjutan dijadwalkan akhir Juni.

Menurut laporan media Rusia RIA, dokumen tersebut menawarkan dua opsi gencatan senjata: satu mengharuskan Ukraina menarik pasukan dari empat wilayah yang diduduki Rusia, dan satu lagi berupa "paket" dengan syarat yang tidak dijelaskan secara rinci.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdo?an, menyatakan keinginan pemerintahnya untuk menggelar pertemuan puncak antara Zelenskyy dan Putin. Bahkan Erdo?an ingin mengundang mantan Presiden AS Donald Trump untuk ikut serta dalam pertemuan tersebut.

Zelenskyy sendiri sudah berkali-kali menyatakan kesiapan bertemu langsung dengan Putin, dan Umerov menegaskan bahwa penyelesaian masalah utama hanya bisa dicapai lewat dialog antar pemimpin, dengan kemungkinan melibatkan pemimpin lain seperti Presiden AS.

Dalam waktu dekat, Ukraina meningkatkan serangannya dengan operasi drone kompleks yang menargetkan empat pangkalan udara militer Rusia, termasuk wilayah Siberia. Operasi ini, yang dijuluki Operation Spiderweb, telah berlangsung selama 18 bulan dan berhasil merusak atau menghancurkan 41 pesawat tempur, termasuk beberapa jenis bomber canggih Rusia.

Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, menyebut operasi itu sebagai "operasi militer yang sangat akurat" dan menegaskan bahwa selama Rusia menolak gencatan senjata dan terus menyerang warga sipil Ukraina, Kyiv akan terus mengembangkan teknologi baru untuk melemahkan kemampuan serangan Rusia.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Perang Rusia-Ukraina
  • Rusia
  • Ukraina

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE