Konflik Gaza Merembet ke Amerika! Serangan Molotov di Colorado Lukai 8 Orang
JAKARTA, GENVOICE.ID - Serangan mengerikan mengguncang kota Boulder, Colorado, pada Minggu (2/6) siang waktu setempat, ketika seorang pria meneriakkan "Free Palestine" dan melemparkan bom molotov ke arah kerumunan dalam sebuah aksi damai pro-Israel.
Dilansir dari BBC International, insiden ini menyebabkan delapan orang terluka, termasuk seorang penyintas Holocaust berusia 88 tahun.
Serangan terjadi di Pearl Street Mall, kawasan pejalan kaki populer yang kerap menjadi lokasi kegiatan komunitas. Saat kejadian, kelompok Run for Their Lives, yang rutin mengadakan jalan bersama untuk menunjukkan solidaritas kepada para sandera Israel di Gaza, sedang melakukan aksi damai mingguan mereka.
Menurut Kepala Kepolisian Boulder, Stephen Redfearn, panggilan darurat mulai masuk sekitar pukul 13:26 waktu setempat. Laporan menyebut adanya pria bersenjata yang membakar orang di tengah kerumunan. Petugas yang tiba di lokasi menemukan beberapa korban mengalami luka bakar serius.
FBI menyebut insiden ini sebagai dugaan aksi teror. Menurut Kepala FBI wilayah Denver, Mark Michalek, pelaku menggunakan bom molotov, alat penyembur api rakitan, dan berbagai bahan peledak lainnya untuk menyerang massa.
"Pelaku menggunakan penyembur api rakitan dan melemparkan alat pembakar ke arah kerumunan," ujarnya.
Identitas pelaku diketahui sebagai Mohamed Sabry Soliman (45), seorang warga negara Mesir. Ia ditangkap dalam keadaan tanpa busana di bagian atas, sambil memegang dua bom molotov dan berteriak lantang. Soliman sempat dibawa ke rumah sakit sebelum dipindahkan ke tahanan dan kini menghadapi berbagai dakwaan pidana. Ia dijadwalkan menjalani sidang pertama pada Senin (3/6).
Soliman diketahui masuk ke Amerika Serikat dengan visa turis pada tahun 2022 dan mengajukan suaka pada September tahun yang sama. Namun, visanya telah kedaluwarsa sejak Februari 2023, menurut sumber resmi. Meski demikian, ia sempat memperoleh izin kerja di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, ungkap Wakil Kepala Staf Gedung Putih, Stephen Miller.
Delapan korban dalam insiden ini berusia antara 52 hingga 88 tahun. Salah satunya adalah seorang penyintas Holocaust, yang oleh Rabbi Israel Wilhelm, Direktur Chabad di Universitas Colorado Boulder disebut sebagai "pribadi yang penuh kasih dan damai."
Serangan ini menandai insiden kekerasan kedua yang berkaitan dengan konflik Gaza dalam dua minggu terakhir di AS. Sebelumnya, pada 22 Mei, seorang pria bersenjata yang juga meneriakkan "Free Palestine" menembak mati dua pegawai Kedutaan Israel dalam sebuah acara jaringan komunitas Yahudi di Washington DC.
Pihak berwenang tengah mendalami apakah terdapat hubungan ideologis atau jaringan tertentu di balik kedua serangan tersebut.
Tricia McLaughlin, pejabat dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), mengonfirmasi bahwa Soliman datang ke AS dengan status non-imigran, dan permohonannya untuk suaka politik sedang dalam proses.
Penyelidikan kini dilakukan secara intensif oleh FBI dan otoritas federal lainnya, mengingat skala ancaman serta potensi keterkaitan pelaku dengan motif terorisme internasional.
0 Comments





- Dua Astronot NASA Akhirnya Kembali ke Bumi Setelah Sembilan Bulan di Luar Angkasa
- Donald Trump Tandatangani Perintah Penutupan Voice of America, Tanda Kebebasan Pers Mulai Dibungkam?
- Hati-Hati Konsumsi Suplemen! Berikut Adalah Tiga Jenis yang Tak Berguna untuk Tubuh
- Drama Gila di Menit Akhir! Milan Bungkam Genoa Lewat Gol Bunuh Diri
- BPBD Halmahera Utara Imbau Warga Tobelo Gunakan Masker Akibat Erupsi Gunung Dukono
- Tiongkok Belum Tentukan Apakah Akan Kirimkan Utusan ke Pemakaman Paus Fransiskus, Ada Apa?
- Lebih dari 2.000 Wisatawan Serbu Kepulauan Seribu Saat Libur Kenaikan Isa Almasih
- Lakers Tanggapi Kekalahan dengan Kemenangan di Gim Kedua Playoff NBA, Seri Imbang dengan Skor 1-1
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!