Israel Cabut Pembatasan Darurat, Gencatan Senjata dengan Iran Masuki Fase Baru

JAKARTA, GENVOICE.ID - Pemerintah Israel resmi mencabut pembatasan darurat nasional pada Selasa (24/6) malam waktu setempat, menandakan kembalinya kehidupan sipil secara bertahap setelah diberlakukannya gencatan senjata rapuh dengan Iran yang mengakhiri hampir dua pekan konflik bersenjata.

Dilansir dari Antara, keputusan ini diumumkan oleh Komando Front Dalam Negeri Israel, yang menyatakan bahwa pembatasan dicabut mulai pukul 20.00 waktu setempat (Rabu, 25 Juni pukul 24.00 WIB). Pencabutan ini memungkinkan sekolah, tempat kerja, bandara, dan kegiatan publik di seluruh Israel kembali dibuka. Meski begitu, komunitas yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza tetap berada dalam pembatasan terbatas, dengan jumlah maksimal pertemuan publik sebanyak 2.000 orang.

Israel Cabut Pembatasan Darurat, Gencatan Senjata dengan Iran Masuki Fase Baru
- (Dok. JINI via Xinhua).

Kepolisian dan otoritas darurat Israel menyampaikan bahwa selama 12 hari konflik, Iran meluncurkan rudal ke 52 lokasi di berbagai wilayah Israel. Sebanyak 28 orang tewas, terdiri dari satu tentara dan 27 warga sipil. Selain itu, 1.319 orang dilaporkan luka-luka, dengan rincian 17 luka berat, 29 luka sedang, dan 872 luka ringan. Sebanyak 401 orang lainnya mengalami gangguan kecemasan dan trauma akibat serangan udara.

Bandara Internasional Ben Gurion di dekat Tel Aviv dan bandara di Haifa juga telah kembali beroperasi penuh setelah sempat ditutup sebagian saat masa pertempuran berlangsung.

Meski gencatan senjata diberlakukan, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letjen Eyal Zamir, menegaskan bahwa konflik dengan Iran belum sepenuhnya usai.

"Kami telah menyelesaikan satu fase penting, namun kampanye terhadap Iran masih jauh dari selesai," ujar Zamir.

Zamir menyebut serangan Israel berhasil menghambat proyek nuklir Iran selama beberapa tahun ke depan, namun tidak mengklaim bahwa program tersebut telah dihentikan sepenuhnya. Serangan ini, menurutnya, adalah bagian dari strategi jangka panjang yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Lebih lanjut, fokus militer Israel kini akan kembali diarahkan ke Jalur Gaza. "Prioritas kami adalah memulangkan para sandera dan menghancurkan rezim Hamas," katanya.

Sementara itu, otoritas kesehatan di Gaza menyatakan bahwa konflik berkepanjangan telah menyebabkan 56.077 korban jiwa dan 131.848 luka-luka di wilayah tersebut sejak awal serangan Israel 20 bulan lalu. Angka tersebut mencerminkan skala krisis kemanusiaan yang memburuk di wilayah yang terus berada di bawah blokade dan serangan intensif.

Ketegangan memuncak sejak 12 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke berbagai fasilitas nuklir dan militer Iran, termasuk lokasi riset dan pengembangan senjata. Iran merespons dengan serangan rudal balasan, termasuk yang menghantam pangkalan militer AS di Qatar, memperluas eskalasi hingga ke wilayah strategis Teluk.

Meskipun gencatan senjata mulai berlaku, masing-masing pihak masih saling tuding melanggar kesepakatan awal. Di sisi lain, diplomasi internasional terus didorong untuk mendorong stabilisasi kawasan Timur Tengah, yang kini berada dalam sorotan dunia.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • konflik iran-israel
  • Israel

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE