Meta Pertimbangkan Langganan Berbayar di Inggris untuk Facebook dan Instagram Tanpa Iklan
JAKARTA, GENVOICE.ID - Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, tengah mempertimbangkan opsi langganan berbayar di Inggris yang memungkinkan pengguna menikmati platform tanpa iklan.
Dilansir dari BBC International, rencana ini bertujuan memberikan pilihan bagi pengguna yang tidak ingin data mereka dilacak untuk kepentingan iklan.
Langkah ini muncul setelah Meta setuju untuk menghentikan penayangan iklan bertarget kepada seorang perempuan di Inggris, menyusul gugatan hukum yang berlarut-larut. Sebelumnya, Meta telah meluncurkan opsi berlangganan bebas iklan di Uni Eropa sejak Oktober 2023 dengan tarif awal 9,99 pound sterling per bulan, yang kemudian diturunkan menjadi 5,99 pound sterling per bulan.
Juru bicara Meta menyatakan bahwa perusahaan sedang "menjelajahi opsi" untuk menghadirkan layanan serupa di Inggris dan tengah berdiskusi dengan regulator data setempat. Otoritas Perlindungan Data Inggris, Information Commissioner's Office (ICO), sebelumnya menegaskan bahwa Meta harus mempertimbangkan aspek perlindungan data sebelum meluncurkan layanan berlangganan ini.
Meta berpendapat bahwa iklan yang dipersonalisasi memungkinkan layanannya tetap gratis bagi pengguna. Namun, regulator menuntut agar pengguna benar-benar diberikan kebebasan memilih, bukan dipaksa untuk membayar jika ingin menjaga privasi mereka.
Tren berlangganan tanpa iklan bukan hanya terjadi di media sosial. Sejumlah media daring, termasuk The Guardian, Daily Mirror, dan The Independent, kini meminta pengguna untuk memilih antara membayar langganan atau menyetujui pelacakan data mereka.
Model ini, yang dikenal sebagai "consent or pay" (setuju atau bayar), menjadi semakin populer karena tekanan keuangan yang meningkat. Namun, kelompok advokasi menilai bahwa kebijakan ini tidak adil karena mengharuskan pengguna membayar demi menjaga privasi mereka.
ICO memperingatkan bahwa model ini bisa melanggar hukum perlindungan data Inggris jika persetujuan pengguna tidak diberikan secara bebas.
"Jika organisasi memilih model 'consent or pay', mereka harus membuktikan bahwa model ini sesuai dengan hukum perlindungan data di Inggris," ujar juru bicara ICO kepada BBC.
Meta telah menerapkan langganan bebas iklan di Uni Eropa sejak 2023, tetapi respons pengguna cukup terbatas. Ahli media sosial, Matt Navarra, menilai bahwa adopsi model ini di Inggris kemungkinan juga tidak akan signifikan. "Sebagian besar pengguna lebih memilih membayar dengan data mereka daripada mengeluarkan uang sungguhan," katanya.
Ia juga menyebut bahwa langkah Meta ini lebih bersifat antisipatif terhadap kemungkinan regulasi yang lebih ketat di masa depan.
"Ini seperti jaring pengaman bagi Meta dalam menghadapi masa depan di mana pengumpulan data menjadi lebih rumit," jelas Navarra.
Dengan semakin berkembangnya era di mana pengguna harus memilih antara uang dan privasi, tampaknya sebagian besar orang masih lebih memilih untuk tetap menggulirkan layar secara gratis.
0 Comments





- Polsek Grogol Petamburan Koordinasi dengan Divhubinter Polri soal Mayat Diduga WNA
- Tok! Persib Bandung Lepas Mateo Kocijan Usai Bawa Klub Juara Liga 1
- Akhirnya! Setelah Lima Tahun Berselang, Charli XCX Rilis Video 'Party 4 U' Usai Lagunya Viral di TikTok
- Tragis! Pesawat Air India Jatuh di Ahmedabad, Tak Ada WNI Jadi Korban
- Lagi-lagi Karena Mabuk! Mobil Mazda Hitam Terobos Palang Tol Gayamsari Semarang
- Apple Cider Vinegar Tampilkan Sisi Gelap Wellness Influencer dengan Soundtrack Berkelas
- Penggunaan NSAID Jangka Panjang Dikaitkan dengan Penurunan Risiko Demensia
- Harry Kane Merasa Diremehkan: "Mungkin Orang Sudah Bosan dengan Gol Saya"
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!