Penggunaan NSAID Jangka Panjang Dikaitkan dengan Penurunan Risiko Demensia
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of the American Geriatrics Society menemukan bahwa penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen, dalam jangka panjang dapat menurunkan risiko demensia.
Dilansir dari Medical News Today, penelitian ini menganalisis data dari 11.745 peserta dalam studi populasi Rotterdam di Belanda. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan NSAID selama lebih dari dua tahun berkaitan dengan penurunan risiko demensia. Sebaliknya, penggunaan dalam jangka pendek justru sedikit meningkatkan risiko.
Para peneliti mencatat bahwa peradangan mungkin berperan penting dalam perkembangan demensia, dan NSAID yang memiliki sifat antiinflamasi berpotensi memberikan efek perlindungan terhadap penyakit ini. Namun, mereka juga menekankan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme pastinya.
Selama masa studi yang berlangsung rata-rata 14,5 tahun, lebih dari 80 persen peserta tercatat pernah menggunakan NSAID. Sebanyak 2.000 orang dari kelompok tersebut kemudian mengalami demensia.
Menariknya, jenis NSAID yang tidak menurunkan kadar beta-amyloid-42 di otak lebih efektif dalam menurunkan risiko demensia dibandingkan dengan yang memiliki efek penurunan beta-amyloid-42. Akumulasi beta-amyloid sendiri diketahui sebagai faktor utama dalam perkembangan Alzheimer.
Meskipun hasil studi ini menjanjikan, para ahli mengingatkan bahwa penelitian ini bersifat observasional, sehingga belum cukup untuk merekomendasikan penggunaan NSAID sebagai pencegahan demensia. Dr. Mohammad Arfan Ikram, salah satu penulis studi, menekankan bahwa ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi temuan ini, seperti kondisi medis lain yang mendasari penggunaan NSAID.
Selain itu, NSAID juga memiliki potensi efek samping, termasuk risiko gangguan pencernaan dan kardiovaskular, yang harus dipertimbangkan sebelum digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, meskipun studi ini memberikan wawasan baru, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum perubahan signifikan dalam praktik klinis dapat dilakukan.
0 Comments





- Kisah Sukses Zach Yadegari, Remaja 18 Tahun di Balik Aplikasi Penghitung Kalori yang Raup Jutaan Dolar
- Karawang Gempar! Pabrik Stirofoam Ludes Terbakar, Api Menggila Hingga Sulit Dipadamkan
- Katy Perry Dianggap "Cringe" Usai Tur Dunia dan Penerbangan ke Luar Angkasa
- Tragedi Maut Garut: Ledakan Amunisi TNI Tewaskan 13 Orang, Investigasi Sempat Dihentikan!
- Saingan Baru Capcut! Meta Rilis Aplikasi Editor Bernama "Edits" dengan Fitur AI Gratis
- Akhir Libur Panjang, Puluhan Ribu Lebih Kendaraan Padati Jalan Layang MBZ! Ini Imbauan Jasa Marga
- Warga Birmingham Gelar Iftar Bersama di Midlands Art Centre
- Kerja Bisa Bikin Sakit Jiwa? Ini Tanda Lingkungan Kerjamu Toksik!
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!