Katy Perry Dianggap "Cringe" Usai Tur Dunia dan Penerbangan ke Luar Angkasa
JAKARTA, GENVOICE.ID - Satu dekade setelah tampil di Super Bowl, bintang pop Katy Perry kini menghadapi sorotan negatif tajam.
Dilansir dari BBC International, penampilannya dalam penerbangan luar angkasa Blue Origin baru-baru ini, di mana ia mencium tanah saat mendarat dan menyatakan merasa "terhubung dengan cinta", memicu ejekan di media sosial. Bahkan, akun resmi Wendy's mengejek dengan berkata: "Bisa kita kirim dia balik ke luar angkasa?"
Tak berhenti di sana, Perry kini juga dihujani kritik terkait tur dunianya yang dimulai di Meksiko pada 23 April. Video tarian dan penampilannya banyak dikomentari negatif oleh warganet yang menyebutnya ketinggalan zaman dan tak relevan.
Menurut kritikus musik Michael Cragg, Katy Perry masih terperangkap dalam persona pop 2010-an: ceria, nyeleneh, dan penuh gimmick visual. Meski sempat berjaya lewat Teenage Dream dan Prism, ia kini dinilai gagal berevolusi. Single comeback Woman's World pun dianggap dangkal, ditambah kontroversi karena diproduseri Dr. Luke atau produser yang pernah dituduh melakukan kekerasan seksual.
Perry juga pernah gagal saat mencoba beralih ke "purposeful pop" lewat album Witness (2017). Alih-alih tampil sebagai sosok visioner, ia justru tersandung kontradiksi dengan lagu-lagu seperti Bon Appetit yang menegaskan kembali citra seksualisasi dirinya.
Di sisi lain, bintang baru seperti Chappell Roan dan Sabrina Carpenter tampil dengan persona yang otentik dan berani, membuat Perry terlihat "berpura-pura" di mata generasi baru.
Tak hanya Perry, anak perempuannya yang berusia empat tahun juga menjadi sasaran komentar kejam di media sosial. Simon Diego, pengelola komunitas penggemar Katy Perry di Brasil, menyebut skala perundungan ini sudah tak masuk akal. Bersama fans lain, mereka bahkan membayar billboard digital di Times Square untuk menyemangati sang idola.
Perry pun mengakui bahwa dirinya kini merasa "seperti piñata" di dunia maya, tempat yang dulu menjadi jembatan antara selebritas dan fans.
Kritikus menilai hanya sebuah lagu hit yang bisa menyelamatkan Perry dari keterpurukan saat ini. Meski mungkin tak akan mengembalikan kejayaannya sepenuhnya, hal itu bisa membantu menstabilkan citranya.
Namun, di balik semua kritik ini, ada isu yang lebih besar: budaya pop yang semakin toksik terhadap perempuan, terutama mereka yang terang-terangan ambisius dan tak meminta maaf atas eksistensinya.
0 Comments





- Profil Mobil Listrik dengan Pengisian Super Cepat yang Bisa Mengubah Industri, Tertarik Beli?
- Paramount Digugat oleh Sepupu dari Penulis "Top Gun: Maverick" karena Diduga Curi Gagasan Adegan Aksi
- Van Dijk Antar Liverpool Menang Dramatis, Selangkah Lagi Menuju Gelar Impian
- CEO Netflix Ted Sarandos Sindir Film Bioskop: "Jangan Paksa Penonton Nonton Cara Lama"
- Grand Iftar Bristol Kembali, Kini Digelar di Dalam Masjid untuk Pengalaman yang Lebih Berkesan
- Kabar Baik untuk Pengguna Kendaraan! Harga BBM Shell dan Pertamina Turun Drastis Mulai 1 Mei 2025, Berikut Rinciannya
- Jaksa Tuntut Agus Buntung 12 Tahun Penjara, Apa Pertimbangan Dibalik Tuntutan Berat Ini?
- Perusahaan Kecerdasan Buatan (AI) Sesame Resmi Merilis Mesin di Balik Asisten Suara Maya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!