Tragis! Anak-Anak di Sekolah Pengungsian Gaza Tewas dalam Serangan Udara Israel
JAKARTA, GENVOICE.ID - Setidaknya 25 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Gaza, dengan 11 orang di antaranya merupakan korban dari serangan terhadap sebuah sekolah yang dijadikan tempat pengungsian. Serangan ini terjadi di tengah berlanjutnya perang antara Israel dan Hamas, meskipun ada usulan gencatan senjata baru dari mediator Arab.
Pada Rabu (23/4), serangan udara Israel yang sangat intens melanda beberapa wilayah Gaza, termasuk kawasan al-Tuffah di Kota Gaza. Di sana, sebuah sekolah yang menampung para pengungsi hancur dilanda serangan. Kebakaran besar yang disebabkan oleh serangan ini menewaskan sebagian besar korban, termasuk banyak anak-anak yang berada di dalamnya.
"Saat kami tidur, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Kami keluar dan melihat seluruh sekolah terbakar, tenda-tenda yang ada di sana juga terbakar," kata saksi mata, Umm Mohammed al-Hwaiti. "Orang-orang berteriak dan para pria membawa orang-orang yang hangus terbakar, termasuk anak-anak. Mereka berjalan sambil berdoa, 'Ya Tuhan, Ya Tuhan, tak ada yang kami punya selain Engkau'," tambahnya dengan penuh emosi.
Israel Defense Forces (IDF) belum memberikan komentar terkait serangan terhadap sekolah ini. Israel sebelumnya menuduh Hamas dan faksi bersenjata lainnya bersembunyi di balik infrastruktur sipil, klaim yang dibantah oleh Hamas.
Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi lebih lanjut setelah runtuhnya gencatan senjata pada pertengahan Maret. Sejak itu, menurut PBB, hampir 2.000 orang telah tewas, dan sekitar 420.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena pertempuran yang semakin meluas. Israel memperluas kontrol wilayah di Gaza untuk mengamankan apa yang disebut zona penyangga.
Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina telah tewas, dan puluhan sandera Israel masih ditahan di Gaza. Blokade total yang diberlakukan Israel sebelum perang kembali dimulai dua minggu sebelumnya menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin parah, dengan kekurangan pangan, air, bahan bakar, dan obat-obatan.
Pada saat yang sama, negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Jerman menyerukan Israel untuk membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, mengingat risiko kelaparan dan wabah penyakit yang semakin besar. Mereka juga mengecam pemblokiran bantuan tersebut, yang memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah yang sudah tertekan ini.
Meskipun upaya mediasi dari Qatar dan Mesir terus berlanjut, belum ada tanda-tanda kemajuan yang signifikan dalam negosiasi. Proposal baru untuk gencatan senjata yang diajukan mediator mencakup potensi perjanjian yang berlangsung selama lima hingga tujuh tahun, dengan syarat pembebasan seluruh sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, juga meminta agar Hamas membebaskan para sandera Israel, mengingat penahanan mereka digunakan sebagai alasan oleh Israel untuk terus melancarkan serangan. Namun, pernyataan Abbas ini mendapat kritik dari Hamas, yang menyebutnya sebagai penghinaan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Serangan terbaru ini semakin memperburuk situasi di Gaza yang sudah berada dalam cengkeraman kekerasan selama bertahun-tahun. Ketegangan yang meningkat ini memerlukan perhatian internasional lebih besar untuk mencegah lebih banyak lagi nyawa melayang dan memperburuk penderitaan warga sipil.
0 Comments





- Sebastian Vettel Sapa Hangat Penggemar dan Beri Penghormatan untuk Schumacher di ROC
- Robert De Niro Bintangi Serial Thriller Terbesar Netflix Bulan Ini
- ATP Tour dan Overtime Umumkan Kerja Sama untuk Membawa Tenis ke Generasi Muda
- Atletico Madrid Gagal Menang, Espanyol Amankan Satu Poin Penting
- Trump Sebut AS Mengadakan Pertemuan dengan Iran, Bicarakan Mengenai Kesepakatan Nuklir
- Film "Snow White" Timbulkan Kontroversi, Disney Kurangi Skala Premiere di Hollywood
- "Final Destination Bloodlines" Jadi Trailer Film Horor Paling Banyak Ditonton
- Israel Dianggap Langgar Piagam PBB, Iran Tegaskan Punya Hak Balas Serangan
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!