Tarik Ulur! Tarif Balasan dari AS Jadi Sorotan, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen Indonesia di Meja Negosiasi

JAKARTA, GENVOICE.ID - Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa pemerintah tengah menjalankan proses negosiasi intensif terkait tarif resiprokal Amerika Serikat. Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar secara daring dan dipantau dari Jakarta, Kamis, Sri Mulyani menegaskan bahwa Indonesia memilih pendekatan aktif dalam menghadapi dinamika global ini. Salah satunya adalah dengan menunjukkan komitmen kebijakan domestik dan menjaga jalur komunikasi yang terbuka, baik dengan Pemerintah AS maupun kalangan pelaku usaha dari negeri Paman Sam.

Melansir dari ANTARA News, Kamis (24/4), negosiasi yang difokuskan untuk mencari titik temu atas kebijakan tarif AS tersebut saat ini ditangani langsung oleh tim dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan tengah dalam tahap diskusi teknis dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR). Indonesia dan USTR telah menyepakati untuk segera merumuskan kerangka kerja sama dalam waktu 60 hari. Kesepakatan ini muncul setelah serangkaian pertemuan bilateral yang mendorong pentingnya dialog terbuka dan solusi berbasis kepentingan bersama.

Tarik Ulur! Tarif Balasan dari AS Jadi Sorotan, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen Indonesia di Meja Negosiasi
- (Dok. ANTARA News).

Tak hanya melibatkan otoritas perdagangan formal, pemerintah juga secara aktif membina komunikasi dengan berbagai entitas bisnis AS, seperti The United States-Indonesia Society (USINDO) dan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce). Kelompok ini terdiri dari perusahaan-perusahaan besar yang telah lama berinvestasi di Indonesia. Melalui forum-forum informal maupun formal, mereka turut memberikan masukan terhadap posisi Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif AS yang belakangan memicu respons global.

Di tengah dinamika kebijakan luar negeri AS yang terus berkembang, Sri Mulyani dijadwalkan bertemu langsung dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Jumat sore, 25 April. Dalam kesempatan yang sama, ia juga akan berdiskusi dengan Gubernur Bank Sentral ASEAN dan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), membahas implikasi lebih luas dari kebijakan tarif AS terhadap stabilitas kawasan dan sistem perdagangan dunia.

Menurut Sri Mulyani, Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi yang kompleks ini. Pemerintah menjalankan strategi negosiasi yang mempertimbangkan segala aspek-dari dampak hubungan dagang AS-China, respons negara lain, hingga peluang membangun sistem perdagangan global yang lebih seimbang. Amerika Serikat sendiri, jelasnya, menyatakan bahwa tujuan kebijakan tarif ini bukanlah menciptakan krisis, melainkan mereformasi sistem perdagangan global yang dianggap sudah tidak relevan dalam sejumlah aspek.

Dalam konteks ini, Sri Mulyani menekankan bahwa Indonesia berada dalam posisi tawar yang relatif kuat. Ekonomi domestik yang solid, ditopang oleh reformasi struktural, peningkatan produktivitas, dan ketahanan sektor pertanian, menjadi fondasi dalam menghadapi gejolak eksternal. Kekuatan ini memberi ruang bagi Indonesia untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkontribusi aktif dalam reformasi perdagangan global.

Sri Mulyani menegaskan bahwa negosiasi harus berjalan atas dasar saling memberi, menerima, dan berkompromi. Prinsip solusi bersama atau win-win solution menjadi semangat utama yang terus digaungkan dalam setiap pertemuan bilateral. Pemerintah akan terus mencermati perkembangan selama periode negosiasi 90 hari ke depan yang menjadi jendela waktu penting untuk merumuskan langkah konkret, baik secara strategis maupun diplomatis.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Amerika Serikat
  • kebijakan tarif
  • Sri Mulyani

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE