Kontroversi Serial TV Ramadan di Mesir

D
Daniel R
Penulis
Entertainment
Kontroversi Serial TV Ramadan di Mesir
Serial TV "Ish Ish". - (Dok. IMDb).

JAKARTA, GENVOICE.ID - Beberapa trailer serial TV Mesir yang akan tayang selama bulan Ramadan tahun ini menuai kontroversi dan memicu seruan boikot. Kritik datang dari berbagai kalangan yang menilai tayangan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai spiritual Ramadan, terutama karena penggambaran yang dianggap terlalu sensual serta dominasi tema kekerasan dan balas dendam.

Salah satu serial yang paling banyak disorot adalah "Ish Ish", yang dibintangi Mai Omar sebagai seorang penari perut yang menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Serial ini, yang disutradarai oleh suaminya, Mohamed Sami, mendapat kecaman karena kostum dan dialog yang dinilai provokatif. Tayangan ini akan ditayangkan di MBC Egypt dan platform streaming Shahid, yang dimiliki oleh Arab Saudi.

Selain "Ish Ish", serial lain seperti "Sayyid Al-Nas", yang juga disutradarai oleh Mohamed Sami dan dibintangi Amr Saad, mendapat kritik karena menampilkan adegan yang dianggap tidak pantas untuk masyarakat konservatif Mesir Hulu. Sementara itu, "Al-Atawla 2", yang dibintangi Ahmed El-Sakka, Tarek Lotfy, dan Zeina, dikecam karena menampilkan adegan kekerasan yang berlebihan.

Sejumlah tokoh, termasuk politisi dan diplomat, menilai bahwa tren ini mencerminkan pergeseran dalam industri hiburan Mesir yang semakin menjauh dari tayangan bertema religi atau sosial yang lebih mendidik. Mantan duta besar Mohamed Morsi bahkan mempertanyakan apakah tayangan seperti ini layak untuk disiarkan di bulan suci.

iklan gulaku

Di sisi lain, beberapa kritikus film berpendapat bahwa hiburan terus berkembang dan tidak seharusnya dibatasi oleh tradisi tertentu. Kritikus Tarek El-Shennawy, misalnya, berpendapat bahwa hiburan di bulan Ramadan telah mengalami perubahan sejak dahulu, ketika masyarakat masih terbiasa menonton film dan pertunjukan langsung selama bulan suci.

Namun, ada pula yang menilai bahwa perubahan ini menunjukkan kemunduran moral dalam media Mesir. Aktor Hesham Abdallah menyebut tren ini sebagai bagian dari pergeseran nilai yang lebih luas, yang dapat berdampak pada generasi muda.

Selain itu, peran Arab Saudi dalam produksi tayangan ini juga dipertanyakan, terutama karena MBC Egypt merupakan jaringan yang didukung oleh General Entertainment Authority sebagai bagian dari program reformasi budaya Vision 2030. Kritik muncul terkait kesenjangan antara kebijakan budaya negara tersebut dan isu-isu sosial yang sedang terjadi di kawasan, termasuk konflik di Gaza.

Debat ini mencerminkan perbedaan pandangan dalam masyarakat Mesir mengenai batasan antara hiburan dan norma sosial, terutama dalam konteks bulan Ramadan yang dianggap sakral.

  • Tag:
  • Serial TV
  • Ramadhan

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Update Today