Netflix Jaga Jarak dari Karla Sofía Gascón Demi Selamatkan Peluang Oscar Film 'Emilia Pérez'

JAKARTA, GENVOICE.ID - Netflix tengah berusaha menjauhkan diri dari Karla Sofía Gascón, bintang utama "Emilia Pérez," dalam upaya menyelamatkan peluang film tersebut di ajang Oscar. Dilansir dari Variety, sang aktris asal Spanyol kini harus menghadapi kontroversi sendirian, tanpa dukungan dari tim PR atau layanan dari raksasa streaming tersebut, setelah unggahan lamanya yang dinilai Islamofobia dan rasis viral di media sosial.

Padahal, Gascón baru saja mencetak sejarah sebagai aktris transgender pertama yang masuk nominasi Best Actress di Academy Awards. Awalnya, ia dijadwalkan terbang dari Spanyol ke Los Angeles untuk mengikuti berbagai acara penting dalam fase kedua kampanye Oscar. Agenda tersebut mencakup AFI Awards, Critics Choice Awards, hingga Santa Barbara International Film Festival. Namun, kini ia dipastikan tidak akan menghadiri acara-acara tersebut, yang semakin menyulitkan kampanye Netflix dan tim film untuk meraih penghargaan.

Menurut sumber Variety, Netflix dan agensi PR yang menaungi Gascón, The Lede Company, telah menghentikan komunikasi langsung dengannya. Kini, semua interaksi hanya dilakukan melalui perwakilan dari United Talent Agency, Jeremy Barber. Selain itu, Netflix juga tak lagi menanggung biaya perjalanan atau penampilan Gascón untuk menghadiri acara penghargaan. Jika tetap ingin hadir, ia harus membayar sendiri semua keperluannya, mulai dari tiket pesawat hingga akomodasi.

Sebagai bintang yang relatif baru, Gascón dikabarkan hanya menerima bayaran sekitar 100.000 Euro (sekitar Rp1,6 miliar) untuk perannya dalam "Emilia Pérez". Kini, tanpa dukungan finansial dari Netflix, partisipasinya dalam promosi film ini semakin sulit.

Netflix tampaknya ingin menjauhkan nama Gascón dari materi promosi film demi menghindari kontroversi. Dalam iklan terbaru "For Your Consideration" yang mempromosikan 13 nominasi Oscar untuk "Emilia Pérez," gambar dan nama Gascón tidak lagi terlihat. Sebaliknya, Netflix lebih menonjolkan Zoe Saldaña, Selena Gomez, dan Adriana Paz, meskipun dua nama terakhir bahkan tidak masuk nominasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengingat Gascón adalah pemeran utama dalam film tersebut.

Seorang konsultan penghargaan yang diwawancarai Variety mengatakan, "Sulit membayangkan kampanye yang mengabaikan karakter utama film, tetapi tetap ingin memenangkan Oscar."

Setelah kabar tentang unggahan lamanya tersebar, Gascón sempat meminta maaf melalui media sosial dan dalam wawancara dengan CNN en Español, yang ia lakukan tanpa koordinasi dengan Netflix. Dalam unggahan terbarunya di Instagram, ia bahkan menandai beberapa media besar, termasuk Variety, dan menulis, "Mereka ingin menjatuhkan saya dengan 'cancel culture'. Saya bertanya kepada para ahli Hollywood dan jurnalis yang mengenal saya, bagaimana saya bisa maju?"

Namun, tampaknya usaha tersebut tidak cukup untuk mengembalikan citranya di mata pemilih Oscar. Beberapa anggota Academy yang berbicara secara anonim kepada Variety mengaku sudah kehilangan simpati terhadapnya.

"Awalnya, saya hampir merasa kasihan padanya, tapi sekarang? Nggak, terima kasih," kata salah satu anggota Academy.

Sementara itu, anggota lain menilai bahwa kontroversi ini tidak akan berpengaruh pada penilaian mereka terhadap filmnya.

"Saya menilai film berdasarkan kualitasnya, bukan kehidupan pribadi pemainnya."

Namun, ada juga yang merasa skandal ini bisa berdampak besar.

"Saya awalnya ingin memilihnya karena dia memang luar biasa, tapi setelah ini? Tidak mungkin. Saya hanya berharap ini tidak berdampak buruk pada Zoe Saldaña, karena dia tidak bersalah dalam hal ini."

Satu pertanyaan besar yang masih menggantung adalah, jika Gascón tetap menghadiri malam puncak Oscar, bagaimana ia akan diperlakukan? Akankah Netflix benar-benar mengabaikannya sepanjang acara? Atau justru memberikan ruang baginya untuk menebus kesalahannya di hadapan publik?

Yang jelas, "Emilia Pérez" masih memiliki peluang besar untuk menang di berbagai kategori. Namun, keputusan Netflix untuk menjauhkan diri dari sang bintang utama menimbulkan pertanyaan: apakah Hollywood benar-benar sudah siap menerima keberagaman, atau hanya ketika hal itu tidak menimbulkan masalah?