Dari Tukang Kayu ke Pelopor Sinema: Kisah Ren Qingtai dan Lahirnya Film Pertama Tiongkok
JAKARTA, GENVOICE.ID - Siapa sangka, perjalanan panjang industri film Tiongkok yang kini mendunia dimulai dari seorang tukang kayu miskin bernama Ren Qingtai.
Pada musim gugur tahun 1905, Ren memutar kamera kayu buatan Prancis dengan engkol tangan dan merekam apa yang kini tercatat sebagai film pertama dalam sejarah perfilman Tiongkok, Dingjun Mountain.
Film tersebut menandai awal dari era baru bagi Tiongkok yang sebelumnya belum memiliki produksi film lokal. "Produksi Dingjun Mountain menjadi simbol berakhirnya masa tanpa sinema lokal di Tiongkok," ujar Profesor Li Zhen dari China Film Archive.
120 tahun setelah film tersebut dibuat, industri perfilman Tiongkok telah tumbuh pesat dan kini menjadi yang terbesar kedua di dunia. Festival Film Internasional Beijing ke-15 turut merayakan tonggak sejarah ini lewat program khusus bertajuk "Beijing Panorama". Program ini menampilkan sejumlah karya penting, mulai dari film bisu klasik seperti Spiders (1927) dan The Goddess (1934), film animasi legendaris Princess Iron Fan (1941), hingga film-film populer modern seperti Shaolin Temple (1982) dan Mountains May Depart (2015).
Kurator program, Sha Dan, mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk penghormatan bagi para pelopor sinema Tiongkok.
"Program ini memberikan kesempatan kepada penonton untuk memahami evolusi perfilman di Tiongkok selama 120 tahun terakhir," ujarnya.
Perayaan ini juga menghadirkan diskusi seputar sejarah film oleh sutradara ternama Jia Zhangke dan Huo Jianqi, yang turut mengenang sosok Ren Qingtai.
Ren Qingtai lahir pada 1850 di Faku, Liaoning. Memulai hidup sebagai tukang kayu, ia kemudian tertarik pada dunia fotografi yang mulai masuk ke Tiongkok. Pada 1892, Ren mendirikan Fengtai Photo Studio di Beijing dan menjadi fotografer istana, bahkan dipercaya memotret Ibusuri Cixi dari Dinasti Qing.
Tertarik dengan teknologi film yang kala itu masih baru, Ren membeli kamera dari toko Kierulf di Beijing dan bekerja sama dengan aktor Opera Peking Tan Xinpei serta sinematografer Liu Zhonglun. Dalam tiga hari, mereka merekam adegan-adegan dari opera Dingjun Mountain.
Setelah film selesai, Ren menayangkannya di Daguanlou Theater, bioskop profesional pertama di Beijing yang ia dirikan sendiri. Dari situlah sinema di Tiongkok mulai berkembang, bukan hanya sebagai tontonan kaum elit, tetapi juga hiburan masyarakat umum.
Kini, warisan Ren Qingtai tak hanya dikenang, tapi terus menjadi fondasi kuat bagi kemajuan industri film Tiongkok di masa kini dan mendatang.
0 Comments





- VinFast Makin Gacor, Pabrik Baru & Mobil Anyar Siap Hadir di Indonesia
- Misi Dunia Kreatif Indonesia di Cannes 2025: Showcase, Diskusi Panel, Sampai Jadi Juri
- Sinopsis Film ‘Dasim’, Dari Jin Islam Sampai Bikin Rumah Tangga yang Retak
- Resep Sapi Lada Hitam Praktis dari Daging Sapi Kurban, Dijamin Nggak Bisa Berhenti
- Bank DKI Langsung Lapor ke Bareskrim Sejak 1 April Imbas Kasus Gangguan Sistem
- Seharian Kerja? Lari di Malam Hari Jadi Solusi, Tapi Tetap Harus Waspada Loh
- Viral Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil , Netizen Curiga Ada Pengalihan Isu
- Mau Tubuh Bebas dari Lemak? Gak Pelu Diet Esktrim, Cukup Lakuin Ini
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!