RI Makin Gahar di Mata Dunia! Negosiasi Dagang Sama AS Bikin Indonesia Nggak Bisa Diremehin Lagi

JAKARTA, GENVOICE.ID - Indonesia makin mantap menunjukkan taringnya di panggung ekonomi global. Setelah langkah awal negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang diumumkan sebelumnya, dukungan dan analisis dari para ahli mulai bermunculan, dan semuanya mengarah ke satu kesimpulan: Indonesia lagi berada di jalur yang tepat!

Pengamat ekonomi sekaligus Dosen Binus University, Doddy Ariefianto, angkat suara soal perundingan ini. Menurutnya, negosiasi yang digelar di Washington D.C itu bukan sekadar urusan dagang biasa, tapi upaya besar buat menjaga keseimbangan neraca perdagangan dan mengukuhkan posisi Indonesia dalam geopolitik ekonomi global.

RI Makin Gahar di Mata Dunia! Negosiasi Dagang Sama AS Bikin Indonesia Nggak Bisa Diremehin Lagi
- (Dok. ANTARA).

"Ini langkah bagus. Kebijakan tarif Trump itu semakin terlihat mengarah ke perang ekonomi China vs AS. Sehingga kita juga harus ingat kalau terlalu dekat sama yang satu, yang lain akan anggap kita sebagai musuh. Kita harus bisa balance," ujar Doddy tegas, dilansir dari ANTARA.

Ia menyoroti pentingnya Indonesia mengambil sikap netral dan cerdas di tengah perang dagang dua raksasa dunia, AS dan Tiongkok. Bukan cuma jaga hubungan baik, tapi juga pintar memanfaatkan peluang dari dua sisi.

Dalam negosiasi yang ditargetkan rampung dalam 60 hari itu, Indonesia dan AS membahas banyak hal penting. Mulai dari pembangunan rantai pasok yang solid, penguatan sektor industri strategis, sampai penyusunan roadmap perdagangan jangka panjang yang saling untung.

Biar makin solid, Indonesia bahkan siap buka keran impor buat sejumlah komoditas penting dari AS, seperti LPG, minyak mentah, bensin, gandum, kedelai, hingga barang-barang modal. Di sisi lain, pemerintah juga mempercepat izin investasi dan mempermudah perusahaan-perusahaan AS untuk berkembang di Indonesia.

Nggak cuma itu, kerja sama ini juga bakal menyentuh sektor critical minerals, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Artinya, bukan cuma soal jual-beli barang, tapi juga soal masa depan digital dan inovasi.

Doddy menegaskan, dengan posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang punya potensi besar, sekarang saatnya buat tampil sebagai "penengah" dalam konflik dagang global. Menurutnya, kalau terlalu memihak salah satu, kita bisa rugi besar.

"Gajah sama gajah berantem, kalau enggak hati-hati kita bisa keinjak-injak di tengah. Delicate situation; perlu approach simultan ke AS dan China," katanya mengingatkan.

Ia juga menyarankan agar Indonesia menggandeng negara-negara lain untuk bersuara di forum-forum internasional seperti WTO, demi menjaga iklim dagang global tetap adil dan stabil. "Indonesia bisa galang negara-negara lain untuk support WTO; suarakan keprihatinan dan dorong deeskalasi," ucapnya.

Di balik layar negosiasi, ada nama-nama besar yang mengawal langsung prosesnya: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Sugiono, Wamen Keuangan Thomas Djiwandono, dan Mari Elka Pangestu dari Dewan Energi Nasional. Kolaborasi mereka jadi motor penting dalam mengarahkan masa depan hubungan dagang Indonesia-AS.

Dengan langkah-langkah ini, bukan nggak mungkin Indonesia bakal jadi pemain utama yang nggak cuma ditonton, tapi juga diperhitungkan di dunia!

R
Reza Aditya
Penulis
  • Tag:
  • tarif
  • kebijakan tarif
  • indonesia
  • Amerika Serikat (AS)

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE